BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perubahan paradigma pembelajaran,
maka keberhasilan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi tidak hanya
ditentukan oleh faktor pengajar/dosen, melainkan sangat dipengaruhi oleh
keaktifan mahasiswa. Kurikulum baru tahun 2004 mempertegas bahwa proses
pembelajaran harus berpusat pada peserta belajar, pengajar bukan sebagai
satu-satunya sumber belajar atau sumber informasi, melainkan berperan sebagai
fasilitator, dinamisator, dan motivator dalam pembelajaran.
Selain sumber belajar berupa perpustakaan yang
tersedia di kampus, sekarang ini berkembang teknologi internet yang memberikan
kemudahan dan keleluasaan dalam menggali ilmu pengetahuan. Melalui internet
mahasiswa dapat mengakses berbagai literatur dan referensi ilmu pengetahuan
yang dibutuhkan dengan cepat, sehingga dapat mempermudah proses studinya.
Internet adalah kependekan dari inter – network. Secara
harfiah mengandung pengertian sebagai jaringan komputer yang menghubungkan beberapa
rangkaian (www.wikipedia.com). Jaringan internet juga didefinisikan sebagai
jaringan komputer yang mampu menghubungkan komputer di seluruh dunia sehingga
berbagai jenis dan bentuk informasi dapat dikomunikasikan antar belahan dunia
secara instan dan global (www.jurnal-kopertis4.org). Selain kedua pengertian di
atas, internet juga disebut sebagai sekumpulan jaringan komputer yang
menghubungkan situs akademik, pemerintahan, komersial, organisasi, maupun
perorangan. Internet menyediakan akses untuk layanan telekomunikasi dari sumber
daya informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar di seluruh dunia. Layanan
internet meliputi komunikasi langsung (e-mail, chat), diskusi (usenet news,
milis, bulletin board), sumber daya informasi yang terdistribusi (World Wide
Web, Ghoper), remote login dan lalu lintas file (Telnet, FTP), serta berbagai
layanan lainnya (www.andhika.com).
Para akademisi merupakan salah satu pihak yang
paling diuntungkan dengan kemunculan internet. Berbagai referensi, jurnal,
maupun hasil penelitian yang dipublikasikan melalui internet tersedia dalam
jumlah yang berlimpah. Para mahasiswa tidak lagi harus mengaduk-aduk buku di
perpustakaan sebagai bahan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. Cukup
memanfaatkan search engine, materi-materi yang dibutuhkan dapat diperoleh
dengan cepat. Selain menghemat tenaga dan biaya dalam mencarinya, materi-materi
yang dapat ditemui di internet cenderung lebih up to date.
Bagi para pengajar, internet bermanfaat dalam
mengembangkan profesinya, karena dengan internet dapat : (a) meningkatkan
pengetahuan, (b) berbagi sumber diantara rekan sejawat, (c) bekerjasama dengan
pengajar di luar negeri, (d) kesempatan mempublikasikan informasi secara
langsung, (e) mengatur komunikasi secara teratur, dan (f) berpartisipasi dalam
forum-forum lokal maupun internasional. Di samping itu para pengajar juga dapat
memanfaatkan internet sebagai sumber bahan mengajar dengan mengakses rencana
pembelajaran atau silabus online dengan metodologi baru, mengakses materi
kuliah yang cocok untuk mahasiswanya, serta dapat menyampaikan ide-idenya.
Sementara itu mahasiswa juga dapat menggunakan
internet untuk belajar sendiri secara cepat, sehingga akan meningkatkan dan
memeperluas pengetahuan, belajar berinteraksi, dan mengembangkan kemampuan
dalam bidang penelitian (www.pendidikan.net). Dalam
www.jurnal-kopertis4.org disebutkan beberapa manfaat internet bagi pendidikan
di Indonesia, yaitu : akses ke perpustakaan, akses ke pakar, perkuliahan
online, layanan informasi akademik, menyediakan fasilitas mesin pencari data,
menyediakan fasilitas diskusi, dan fasilitas kerjasama.
Menurut Association for Educational Communications
and Technology sumber pembelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat
dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan,
untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan
efisiensi tujuan pembelajaran. Sumber pembelajaran dapat dikelompokan menjadi
dua bagian, yaitu :
1.
Sumber pembelajaran
yang sengaja direncanakan (learning resources by design), yakni semua sumber
yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional
untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal; dan
2.
Sumber pembelajaran
yang karena dimanfaatkan (learning resources by utilization), yakni sumber
belajar yang tidak secara khusus didisain untuk keperluan pembelajaran namun
dapat ditemukan, diaplikasikan, dan dimanfaatkan untuk keperluan belajar-salah
satunya adalah media massa.
Berdasarkan kajian pustaka di atas menunjukkan bahwa peningkatan
kualitas pendidikan di perguruan tinggi dapat ditempuh melalui berbagai cara,
antara lain : peningkatan kompetensi dosen, peningkatan muatan kurikulum,
peningkatan kualitas pembelajaran dan penilaian hasil belajar, peningkatan
bekal ketrampilan mahasiswa, penyediaan bahan ajar yang memadai, dan penyediaan
sarana belajar. Ketersediaan bahan ajar dan sarana belajar merupakan faktor
penting dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Namun demikian sering
kali bahan ajar yang ada di perpustakaan tidak mampu memenuhi kebutuhan belajar
mahasiswa, sehingga perlu memanfaatkan sumber belajar yang lain. Salah satu
sumber belajar yang dapat digunakan oleh mahasiswa secara mandiri adalah
jaringan internet. Untuk itu, bekal ketrampilan mahasiswa khususnya dalam
memanfaatkan teknologi internet sangat diperlukan. Selain itu penyediaan area
free hostpot juga sangat menunjang sekali dalam membentu mahasiswamengakses
internet.
Area free hotspot merupakan area dimana mahasiswa bebas mengakses
internet tanpa harus jauh – jauh datang kewarnet. Area free hotspot harus
disediakan perguruan tinggi guna menunjang mahasiswanya untuk memperoleh data
atau informasi guna menunjang tugas perkuliahan. Area tersebut biasanya
diletakkan ditempat – tempat yag cukup setrategis. Hal itu bertujuan untuk
meberi rasa nyaman kepada mahasiswa saat belajar. Selain menimbulkan rasa
nyaman, letak yang setrategis juga
menjadi tempat yang asik untuk berdiskusi dan tukar fikiran antara
mahasiswa.
Hotspot merupakan
salah satu jaringan trend perkembangan teknologi informasi internet. Internet
sudah menjadi pilihan alternatif untuk berkomunikasi. Di Indonesia inernet
sudah menjadi kebutuhan pemerintah, perusahaan, maupun pendidikan baik dalam
bentuk aplikasi maupun website membantu pemerintah dalam memberikan informasi
maupun dalam hal komunikasi. Sedangkan pada perusahaan terutama yang bergerak
dalam bidang bisnis sangat dapat membantu perusahaan dalam memasarkan
produknya. Untuk dunia pendidikan, Pelajar dan mahasiswa banyak memanfaatkanya
sebagai sumber ilmu pengetahuan alternatif. Mereka bisa memperoleh materi
pelajaran atau bahan kuliah yang belum tentu didapat dibangku sekolah maupun
kampus. Beberapa situs bahkan menyediakan free journal, tutorial, distance
learning free journal, tutorial, distance learning hingga cyber kampus.
Sementara Ibu-ibu rumah tangga banyak yang mulai melirik internet sebagai
sarana bisnis mulai dari home industry, MLM hingga internet marketing. Bukan
hanya itu saja, dalam beberapa tahun belakangan ini internet juga telah menjadi
trend setter hiburan. Tidak sedikit anak-anak dan usia belia bahkan
orang dewasa, lebih suka menghabiskan waktunya sekedar untuk Chatting,
Friendster, Facebook, dll. Apalagi saat ini dunia internet sedang dijangkiti
wabah jaringan pertemanan maya lewat friendster, facebook, multiply, yahoo
messenger atau webblog. Hotspot adalah
jaringan komputer swadaya masyarakat dalam ruang lingkup kecil paling jauh 5KM
melalui media kabel atau Wireless 2.4 Ghz dan Hotspot sebagai sarana komunikasi
rakyat yang bebas dari undang-undang dan birokrasi pemerintah.
Melalui internet, mahasiswa dapat mengakses berbagai informasi dan
ilmu pengetahuan sesuai kebutuhan yang relevan dengan subjek mata kuliah. Sehingga
pemanfaatan jaringan internet sebagai sumber belajar, akan membantu mempermudah
dan mempercepat penyelesaian tugas-tugas perkuliahan, termasuk penyelesaian
tuga akhir. Oleh karena itu, dosen sebagai motivator dan dinamisator dalam
pembelajaran hendaknya memberi dorongan serta menciptakan kondisi agar
mahasiswa dapat secara aktif menemukan ilmu pengetahuan baru melalui
pemanfaatan teknologi internet
Di UNNES sendiri pemberian area free hotspot sudah
berjalan cukup lama. Setiap tempat yang dianggap stragis telah di jadikan
tempat hotsport guna menunjang mahasiswa. Tempat tersebut disediakan digasebo –
gazebo, pusat kegiatan mahasiswa ( PKM ) ataupun pelataran gedung yang dianggap
strategis. Semu itu dilakukan guna memajukan UNNES dan memciptakan mahasiswa
yang cerdas serta tanggap terhadap kemajuan iptek. Di Fakultas Ilmu Sosial
sendiri hamper semua gedunya sudah terdapat area hotspot. Meliputi dari gedung
C1 – C7. Sarana ini tak lebih hanya disediakan untuk membantu mahasiswa dalam
mengerjakan tugas dan mencari berbagai data.
Namun dalam kenyataan yang ada penyediaan free
hotspot bukan menjadi tempat belajar. Banyak mahasiswa yang mengunakan tempat
tersebut sebagai tempat nongkrong dan sekedar chatting dari fecebook atau
twiter salja. Mahasiswa kurang bias memanfaatkan area tersebut dengan maksimal.
Seolah – olah apa yang diharapkan universita dengan adanya fasilitas tersebut
tak sebanding dengan respon mahasiwa.
Dengan latar belakang tersebut saya bermaksut
mengadakan penelitian dengan judul “Pemanfaatan
Area Free Hotspot Sebagai Sumber Pembelajaran Mahasiswa Fakultas Ilmu Soiaal
Universitas Negeri Semarang”. Dimana penelitian ini bertujuan untuk melihat
pemanfaatan area free hotspot yang ada difakultas ilmu social, universitas
negeri semarang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang yang ada diatas
kami member batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.
Bagaimana penyediaan
area free hotspot di fakultas ilmu social universitas negeri semarang?
2.
Bagaimana respon mahasiwa
dengan adanya area free hotspot di fakultas ilmu social universitas negeri
semaarang?
3.
Bagaimana pemanfaatan
area free hotspot oleh mahasiswa di fakultas ilmu social universitas negeri
semarang?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian
ini saya lakukan bertujuan untuk:
1.
Mengetahui penyediaan
area free hotspot yang ada di fakultas ilmu social, universitas negeri
semarang.
2.
Mengetahui respon
mahasiswa dengan adanya area free hotspot di fakultas ilmu social, universitas
negeri semarang
3.
Mengetahui bagaimana
pemanfaatan area free hotspot yang ada di fakultas ilmu social, universitas
negeri semarang
D. Manfaat Penelitian
Peelitian
ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut
1.
Bagi instansi terkait
dalam hal ini adalah fakultas ilmu social dan universitas negeri semarang
adalah sebagai sumber informasi dan bahan pemikiran apabila fakultas atau
uniyersitas ini ingin mengeluarkan kebijakan berkaitan dengan area free
hotspot.
2.
Bagi dosen mampu
memberikan gambaran tentang berapa besar mahasiswa yang dalam mengerjakan tugas
menggunakan fasilitas hotspot atau internet dan mampu memberikan pola fikir
baru untuk dosen kedepan dalam member tugas kuliah
3.
Bagi mahasiswa mampu
member pola fikir baru dalam menggerjakan tugas kuliah dan mampu member sarana
tempat berdiskusi yang menarik yakni area free hotspot.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Tinjauan Pustaka
Hotspot
Hotspot
merujuk pada tempat-tempat tertentu (biasanya tempat umum) yang memiliki
layanan internet
dengan menggunakan teknologi Wireless LAN, seperti pada perguruan
tinggi, mall,
plaza,
perpustakaan,
restoran
ataupun bandara.
Layanan internet seperti ini, ada yang berbayar dan yang tidak (gratis).
Sejarah Hotspot
Konsep ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1993 oleh Bret Stewart sewaktu konferensi
Networld dan Interop, di San Fransisco.
Dengan pemanfaatan teknologi ini, setiap orang dapat mengakses jaringan
internet melalui komputer/laptop/HP/PDA yang mereka miliki di lokasi-okasi hotspot ini tersedia,
tentunya perangkat komputer/laptop/HP/PDA tersebut harus memiliki teknologi wi-fi.
Pada umumnya peralatah wi-fi hotspot menggunakan standarisasi WLAN IEEE 802.11b
atau IEEE 802.11g.
Teknologi WLAN ini mampu memberikan kecepatan
akses
yang tinggi hingga 11
Mbps (IEEE 802.11 b) dan 54
Mbps (IEEE 802.11 g) dalam jarak hingga 100 meter.
Komponen Dalam Hotspot
Beberapa komponen dalam hotspot adalah :
1.
Station bergerak (mobile)
2.
Access Point
4.
Web server
atau server
yang lain
5.
Koneksi Internet kecepatan
tinggi
6.
Penyedia Jasa Internet Internet Service Provider
7.
Wireless ISP
Tipe Hotspot
Ada beberapa jenis hotspot yang biasa digunakan, yaitu:
a.
Hotspot gratis sebagai tambahan
pelanggan umum biasanya dioperasikan di hotel, di lobby hotel, di
ruang konferensi (conference room), kedai kopi (coffe shop), atau di kafe. Kadang hotspot jenis
ini merupakan instalasi semi permanen, di acara pameren komputer atau
konferensi / seminar
komputer.
b.
Hotspot yang dibayar langsung
ke pemilik gedung,
biasanya di ruangan hotel, restoran, atau kedai kopi (coffe shop). Tidak semua
hotel mampu memberikan servis wi-fi gratis. Mereka mengambil kebijakan untuk
memberikan servis berbayar kepada pengguna hotspot untuk menalangi biaya leased
line atau tak terbatas (unlimited) ADSL ke Internet.
c.
Hotspot berbayar ke operator
wi-fi hotspot, misalnya Boingo, iPASS. Operator wi-fi hotspot ini merupakan
jaringan internasional yang global dengan banyak sekali pengguna yang berpindah
tempat (mobile) secara internasional.
Jenis hotspot ini biasanya akan lebih menarik bagi mereka yang memiliki banyak
pengguna yang datang dari manca negara.
Tentunya sebuah hotspot dapat merupakan gabungan dari beberapa tipe
hotspot menjadi satu kesatuan, tidak harus menyediakan hanya satu tipe saja.
Jadi bisa saja, hotspot berbayar ke pemilik gedung dan berbayar ke operator
wi-fi hotspot dioperasikan pada sebuah hotspot.
Ancaman
Saat ini, hotspot semakin banyak tersedia diberbagai tempat umum,
tetapi setiap kali melakukan sambungan pada suatu hotspot sebenarnya
membahayakan PC
atau laptop itu sendiri. Hotspot adalah jaringan tebuka yang tidak terenkripsi,
sehingga ketika terhubung dengan pengguna hotspot lain, mereka dapat menyusup
dan menimbulkan kerusakan pada komputer.[4]
Peretas
(Hacker)
menggunakan hotspot untuk mengintai atau memata-matai sinyal wireless atau
menjebak agar terperangkap dalam hotspot evil twin. Hotspot evil twin
ini merupakan gangguan di mana hacker menyusup dalam sinyal wireless untuk
berpikir bahwa ada pengguna yang berada di area hotspot. Ketika pengguna mulai
berselancar melalui evil twin, maka hacker akan memata-matai aktivitas
internet pengguna hotspot. Kondisi ini memungkinkan sekali bagi pada hacker
untuk mengakses kartu kredit pengguna hotspot, jika melakukan
transaksi secara daring (online).
Internet
Teknologi Informasi dan Telekomunikasi (Information and Communication
Technology/ICT) merupakan tulang punggung aplikasi Web 2.0. Perkembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi yang fenomenal dan menjadi awal munculnya
aplikasi web adalah Internet. Internet yang berawal dari riset untuk pertahanan
dan keamanan serta pendidikan berkembang menjadi perangkat pendukung bisnis
yang sangat berpengaruh. Dalam kaitan dengan aplikasi Web 2.0 ini, terdapat
beberapa peristiwa penting dalam sejarah internet.
Berawal pada
tahun 1957, melalui Advanced Research Projects
Agency (ARPA), Amerika Serikat bertekad mengembangkan jaringan komunikasi terintegrasi
yang saling menghubungkan komunitas sains dan keperluan militer. Hal ini
dilatarbelakangi oleh terjadinya perang dingin antara Amerika Serikat dengan
Uni Soviet (tahun 1957 Soviet meluncurkan sputnik).
Perkembangan
besar Internet pertama adalah penemuan terpenting ARPA yaitu packet switching
pada tahun 1960. Packet switching adalah
pengiriman pesan yang dapat dipecah dalam paket-paket kecil yang masing-masing
paketnya dapat melalui berbagai alternatif jalur jika salahsatu jalur rusak
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Packet switching juga memungkinkan
jaringan dapat digunakan secara bersamaan untuk melakukan banyak koneksi,
berbeda dengan jalur telepon yang memerlukan jalur khusus untuk melakukan
koneksi. Maka ketika ARPANET menjadi jaringan komputer nasional di Amerika
Serikat pada 1969, packet switching digunakan secara menyeluruh sebagai metode
komunikasinya menggantikan circuit switching yang digunakan pada sambungan
telepon publik.
Perkembangan
besar Internet kedua yang dicatat pada sejarah internet adalah pengembangan
lapisan protokol jaringan yang terkenal karena paling banyak digunakan sekarang
yaitu TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol). Protokol adalah suatu kumpulan aturan untuk berhubungan
antarjaringan. Protokol ini dikembangkan oleh Robert Kahn dan Vinton Cerf pada
tahun 1974. Dengan protokol yang standar dan disepakati secara luas, maka
jaringan lokal yang tersebar di berbagai tempat dapat saling terhubung
membentuk jaringan raksasa bahkan sekarang ini menjangkau seluruh dunia.
Jaringan dengan menggunakan protokol internet inilah yang sering disebut
sebagai jaringan internet.
Jaringan ARPANET menjadi semakin besar sejak saat itu dan mulai
dikelola oleh pihak swasta pada tahun 1984, maka semakin banyak universitas
tergabung dan mulailah perusahaan komersial masuk. Protokol TCP/IP menjadi
protokol umum yang disepakati sehingga dapat saling berkomunikasi pada jaringan
internet ini.
Perkembangan
besar Internet ketiga adalah terbangunnya aplikasi World Wide Web pada tahun
1990 oleh Tim Berners-Lee. Aplikasi World Wide
Web (WWW) ini menjadi konten yang dinanti semua pengguna internet. WWW membuat
semua pengguna dapat saling berbagi bermacam-macam aplikasi dan konten, serta
saling mengaitkan materi-materi yang tersebar di internet. Sejak saat itu
pertumbuhan pengguna internet meroket.
Pengaruh Perkembangan Internet
Internet telah membuat revolusi baru dalam dunia komputer dan dunia
komunikasi yang tidak pernah diduga sebelumnya. Beberapa Penemuan telegram, telepon,
radio, dan komputer merupakan rangkaian kerja ilmiah yang menuntun menuju
terciptanya Internet yang lebih terintegrasi dan lebih berkemampuan dari pada
alat-alat tersebut. Internet memiliki kemampuan penyiaran ke seluruh dunia,
memiliki mekanisme diseminasi informasi, dan sebagai media untuk berkolaborasi
dan berinteraksi antara individu dengan komputernya tanpa dibatasi oleh kondisi
geografis.
Internet merupakan sebuah contoh paling sukses dari usaha investasi
yang tak pernah henti dan komitmen untuk melakukan riset berikut pengembangan
infrastruktur teknologi informasi. Dimulai dengan penelitian packet switching
(paket pensaklaran), pemerintah, industri dan para civitas academica telah
bekerjasama berupaya mengubah dan menciptakan teknologi baru yang menarik ini.
Perkembangan Sejarah intenet dapat dibagi dalam empat aspek yaitu
- Adanya aspek evolusi teknologi yang
dimulai dari riset packet switching (paket pensaklaran) ARPANET (berikut
teknologi perlengkapannya) yang pada saat itu dilakukan riset lanjutan
untuk mengembangkan wawasan terhadap infrastruktur komunikasi data yang
meliputi beberapa dimensi seperti skala,performannce/kehandalan, dan
kefungsian tingkat tinggi.
- Adanya aspek pelaksanaan dan
pengelolaan sebuah infrastruktur yang global dan kompleks.
- Adanya aspek sosial yang dihasilkan
dalam sebuah komunitas masyarakat besar yang terdiri dari para Internauts
yang bekerjasama membuat dan mengembangkan terus teknologi ini.
- Adanya aspek komersial yang
dihasilkan dalam sebuah perubahan ekstrim namun efektif dari sebuah
penelitian yang mengakibatkan terbentuknya sebuah infrastruktur informasi
yang besar dan berguna.
Internet
sekarang sudah merupakan sebuah infrastruktur informasi global (widespread
information infrastructure), yang awalnya disebut “the National (atau Global
atau Galactic) Information Infrastructure” di Amerika Serikat. Sejarahnya
sangat kompleks dan mencakup banyak aspek seperti teknologi, organisasi, dan
komunitas. Dan pengaruhnya tidak hanya terhadap bidang teknik komunikasi
komputer saja tetapi juga berpengaruh kepada masalah sosial seperti yang
sekarang kita lakukan yaitu kita banyak mempergunakan alat-alat bantu on line
untuk mencapai sebuah bisnis elektronik (electronic commerce), pemilikan
informasi dan berinteraksi dengan masyarakat.
Sejarah Internet
Sejarah dari adanya intenet
dimulai pada tahun 1969 ketika itu Departemen
Pertahanan Amerika, U.S. Defense Advanced Research Projects Agency(DARPA)
memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana cara menghubungkan sejumlah
komputer sehingga membentuk jaringan organik.
Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET. Pada 1970, sudah
lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka
bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan. Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil
menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET.
Program e-mail ini begitu mudah sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun
yang sama, icon @juga diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan
“at” atau “pada”. Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke
luar Amerika Serikat.
Komputer University College di London merupakan komputer pertama
yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada tahun yang
sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan
sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet.
Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.
Hari bersejarah berikutnya adalah
tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil
mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern.
Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET
membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan
Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun
1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi
pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video
link.
Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak,
maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada
tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet
Protokol atau IP yang kita kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan
komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan
komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet
menyediakan jasa e-mail dan newsgroup USENET.
Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada
tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS
atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada
sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung
ke jaringan melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 lebih.
Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari
Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali
melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini
membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 adalah tahun yang paling bersejarah,
ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah
antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu.
Program inilah yang disebut www, atau
Worl Wide Web.
Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah
melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the
internet. Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman,
dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet.
Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga
sekaligus kelahiran Netscape Navigator 1.0.
Pengertian Internet
Internet
merupakan jaringan global komputer dunia,
besar dan sangat luas sekali dimana setiap komputer saling terhubung satu sama
lainnya dari negara ke negara lainnya di seluruh dunia dan berisi berbagai
macam informasi, mulai dari text, gambar, audio, video, dan lainnya.
Internet itu
sendiri berasal dari kata Interconnection Networking, yang berarti hubungan dari banyak jaringan komputer dengan
berbagai tipe dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi seperti telepon,
salelit, dan lainnya. Dalam mengatur integrasi dan komunikasi jaringan komputer
ini menggunakan protokol yaitu TCP/IP. TCP (Transmission Control
Protocol) bertugas untuk memastikan bahwa semua hubungan bekerja dengan benar,
sedangkan IP (Internet Protocol) yang mentransmisikan data dari satu komputer
ke komputer lain. TPC/IP secara umum berfungsi memilih rute
terbaik transmisi data, memilih rute alternatif jika suatu rute tidak dapat di
gunakan, mengatur dan mengirimkan paket-paket pengiriman data.
Untuk dapat ikut serta menggunakan fasilitas Internet, Anda harus
berlangganan ke salah satu ISP (Internet Service Provider) yang ada dan
melayani daerah Anda. ISP ini biasanya disebut penyelenggara jasa internet.
Anda bisa menggunakan fasilitas dari Telkom seperti Telkomnet Instan, speedy
dan juga layanan ISP lain seperti first media, netzip dan sebagainya. Internet
memberikan banyak sekali manfaat, ada yang bisa memberikan manfaat baik dan
buruk. Baik bila digunakan untuk pembelajaran informasi dan buruk bila
digunakan untuk hal yang berbau pornografi, informasi kekerasan, dan
lain-lainnya yang negatif.
Internet ini memungkinkan pengguna komputer di seluruh dunia untuk
saling berkomunikasi dan berbagi informasi dengan cara saling mengirimkan
email, menghubungkan komputer satu ke ke komputer yang lain, mengirim dan
menerima file dalam bentuk text, audio, video, membahas topik tertentu pada
newsgroup, website social networking dan lain-lain.
Sumber
belajar
Edgar Dale (1969) seorang ahli pendidikan mengemukakan sumber
belajar adalah, ' segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi
belajar seseorang.' Pendapat lain dikemukakan oleh Association Educational
Comunication and Tehnology AECT (1977) yaitu ' berbagai atau semua sumber baik
berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar,
baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam
mencapai tujuan belajar.'
Kedua
pengertian tersebut menunjukkan bahwa pada hakikatnya sumber belajar begitu
luas dan kompleks, lebih dari sekedar media pembelajaran. Segala hal yang
sekiranya diprediksikan akan mendukung dan dapat dimanfaatkan untuk keberhasilan
pembelajaran dapat dipertimbangkan menjadi sumber belajar. Dengan pemahaman ini
maka guru bukanlah satu-satunya sumber tetapi hanya salah satu saja dari sekian
sumber belajar lainnya.
Jenis-jenis
sumber belajar
Dari
pengertian sumber belajar tadi melahirkan beberapa pembagian jenis sumber
belajar. Ada yang membagi menjadi enam jenis dengan rincian pertama, sumber
berupa pesan. Kedua, manusia, ketiga peralatan, keempat, bahan kelima,
teknik/metode dan keenam lingkungan/setting.
Sebagian lain membaginya menjadi dua jenis, pertama sumber belajar
yang dirancang (by designed) yaitu sumber belajar yang sengaja dibuat dan
dipergunakan dalam suatu proses pembelajaran dengan tujuan tertentu. Contohnya
buku, slide, ensiklopedi dan film (VCD). Kedua, sumber belajar yang ada di
lingkungan sekitar yaitu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan/digunakan (by
utilization) berada di masyarakat dan tidak dirancang secara khusus. Contohnya
pasar, tokoh masyarakat, museum, lembaga pemerintahan dsb.
Berbagai
jenis sumber belajar tersebut, pada dasarnya tidak boleh dilihat secara
parsial. Hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh dalam sebuah
proses pembelajaran. Semua jenis sumber belajar yang memang sesuai, perlu
dipertimbangkan demi tercapainya pembelajaran lebih baik. Dengan demikian
diharapkan akan berdampak positif terhadap hasil pembelajaran.
Pemilihan
Sumber Belajar
Telah kita ketahui bersama bahwa upaya untuk mengoptimalkan sumber
belajar merupakan sesuatu yang penting. Mengapa? Karena dengan penggunaan
sumber belajar akan dihasilkan proses pembelajaran yang berkualitas, menarik dan
menyenangkan bagi para siswa. Ada sejumlah pertimbangan yang harus
diperhatikan, ketika akan memilih sumber belajar, yaitu :
1.
Bersifat
ekonomis dan praktis (kesesuaian antara hasil dan biaya).
2.
Praktis dan
sederhana artinya mudah dalam pengaturannya.
3.
Fleksibel
dan luwes, maksudnya tidak kaku dalam perencanaan sekaligus pelaksanaannya.
4.
Sumber
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan waktu yang tersedia.
5.
Sumber
sesuai dengan taraf berfikir dan kemampuan siswa.
6.
Guru
memiliki kemampuan dan terampil dalam pengelolaannya.
Berbagai
kriteria tersebut tidak kaku, tetapi penting untuk diperhatikan demi
terwujudnya efektifitas dan efisiensi dari sumber belajar yang dipilih,
sehingga betul-betul berdayaguna. Sumber belajar yang
dapat dimanfaatkan
Mengingat begitu luasnya sumber belajar, maka perencanaan yang matang mesti dilakukan. Beberapa sumber belajar yang dapat dipertimbangkan untuk dimanfaatkan adalah :
Mengingat begitu luasnya sumber belajar, maka perencanaan yang matang mesti dilakukan. Beberapa sumber belajar yang dapat dipertimbangkan untuk dimanfaatkan adalah :
Perpustakaan
Selama ini, perpustakan di sekolah hanya sebagai pelengkap.
Padahal, keberadaannya sangat penting sebagai salah satu sumber belajar.
Perpustakan dapat digunakan sebagai sarana peningkatan wawasan dan pengetahuan,
meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa, sarana pencarian
pengetahuan/informasi dan perpustakan pun dapat digunakan sebagai tempat
diskusi, ajang bertukar pikiran antara kelompok belajar.
Oleh
karena itu sebuah perpustakaan haus memenuhi persyaratan minimal yang meliputi,
pertama, perpustakan dikelola secara baik. Kedua, tersedianya literatur (sumber
bacaan) baik berupa buku pelajaran, berbagai bacaan, majalah, kamus ensiklopedi
dsb. Ketiga, memiliki ruang atau tempat yang memadai dan nyaman sehingga siswa
betah berlama-lama di perpustakaan. Keempat, kemudahan siswa untuk memanfaatkan
segala fasilitas yang ada di perpustakaan untuk menunjang proses pembelajaran.
Beberapa sekolah menunjukkan perpustakaannya masih begitu
memprihatinkan, selain terbatasnya literatur juga tempat yang dipakai nampaknya
tidak layak untuk dikatakan sebagai sebuah perpustakaan (sempit, disekat meja
dan tidak tertata). Mengenai terbatasnya perpustakaan baik dari segi literatur,
tempat dan pengelolaan nampaknya telah menjadi fenomena umum. Akan tetapi
selama insan pendidik masih memiliki komitmen dan keinginan untuk memperbaiki
dan memikirkan masalah ini, insya Allah lambat laun akan terwujud perpustakaan
sekolah yang walaupun sederhana tetapi menarik bagi siswa.
Media Belajar/Alat Peraga
Media
belajar yang dimaksud adalah berbagai alat, bahan yang bisa digunakan untuk
membantu dalam penyamapaian materi pembelajaran. Media tersebut baik dibuat
sendiri maupun kaya orang lain.
Berbagai
media yang ada perlu digunakan secara optimal dan tentu saja harus dipelihara
dan dijaga kelaikannya. Media yang telah rusak segera diperbaiki bahkan
diganti. Media yang belum ada dan sekiranya berguna perlu dipikirkan untuk
dimiliki, dengan cara membeli atau mengajukan bantuan.
Media
yang perlu dipertimbangkan untuk dimiliki terutama media elektronik (produk
teknologi komunikasi). Biasanya dengan menggunakan media seperti ini
pembelajaran akan lebih hidup dan siswa pun lebih antusias mengikutinya.
Berbagai media seperti slide film, proyektor, VCD dapat digunakan sewaktu waktu
sebagai sumber belajar. Misalnya, ketika membahas materi koperasi (IPS), siswa
diajak nonton slide/film yang didalamnya menjelaskan berbagai informasi
termasuk praktek dan contoh kegiatan berkoperasi. Guru hanya membantu dan
memfasilitasi, setelah selesai kemudian dibahas dan didiskusikan bersama-sama.
Akan
tetapi, ketika media elektronik belum ada, maka lebih baik memanfatkan media
dengan cara membuat sendiri walaupun sederhana. Yang terpenting media tersebut
akan membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Sungguh disayangkan
apabila guru hanya berceramah saja selain menjenuhkan, guru pun akan merasa
kelelahan.
Majalah Dinding
Sumber
belajar ini layak dipertimbangkan terutama bagi pembelajaran Bahasa
Indonesia/Inggris. Mading dapat menjadi sarana penyebar informasi atau
pengetahuan dari hasil karya siswa baik berupa karangan, puisi, cerpen dll. Di
samping iu mading bisa menjadi motivasi bagi siswa untuk senang membaca,
terdorong berkarya sekaligus bisa saling belajar atau menilai antar karya satu
dengan yang lainnya.
Dalam pengelolaannya perlu bimbingan dan pembinaan dari guru
terutama guru bahasa. Sedangkan dalam pelaksanaannya bisa dibentuk sebuah
pengurus mading di tiap kelas atau tingkat sekolah. Mereka bertanggung jawab
untuk mengelola mading secara baik dan berkesinambungan.
Apa
sumber lainnya?
Di
samping memanfaatkan sumber belajar yang ada, guru dituntut untuk mencari dan
merencanakan sumber belajar lainnya baik hasil rancangan sendiri ataupun sumber
yang sudah tergelar di sekililing sekolah dan masyarakat.
Sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dan berada di masyarakat
misalnya:
1.
Mengunjungi
museum sesuai dengan materi (museum uang, museum sejarah atau museum hewan)
2.
Study tour
mengunjungi gedung geologi, lembaga pemasyarakatan atau lembaga pemerintahan
3.
Mengunjungi
tempat ibadah, pasar, mal (tempat belanja).
4.
Mendatangkan
tokoh untuk diskusi (polisi dan dokter membahas narkoba, anggota DPR membahas
pemerintahan daerah dll)
Dan berbagai alternatif sumber belajar lain yang tentu masih
banyak. Keberadaan guru dalam perencanaan dan pengorganisasian pembelajaran
menjadi cukup penting dan akan menentukan terhadap kualitas pembelajaran.
Artinya sejauhmana kemauan dan usaha guru yang bersangkutan.
B. Kerangka berfikir
Belajar merupakan suatu proses yang terjadi karena
adanya usaha untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Keberhasilan siswa dalam
belajar dapatdilihat dari hasil belajarnya. maka keberhasilan kegiatan belajar
mengajar di perguruan tinggi tidak hanya ditentukan oleh faktor pengajar/dosen,
melainkan sangat dipengaruhi oleh keaktifan mahasiswa. Maka dari into disini
mahasiswadituntut aktif guna perbaikan dalam proses belajar mengajar.
Banyak sekali sumber belajar yang bias digunakan
mahasiswa dalam memperoleh ilmu. Baik dari perpus, media cetak atau elektronik.
Salah satu media yang berkembang pesat dewasa ini adalah internet. Dengan
menggunakan media internet seorang dapat mengakses data atau informasi dengan
mudah tanpa harus jauh – jauh pergi keperpustakan. Didunia pendidikan khususnya
bagi mahasiswa media internet dimanfaatkan guna membantu mencari data dalam
mengerjakan tugas. Kepopuleran buku kiranya kurang diminati akhir – akhir ini
terkalahkan dengan internet yang begitu mudah dan praktis.
Sarana yang digunakan untuk mengakses internet pun
bermacam – macam salah satunya yang paling digemari sekarang adala hotspot.
Didunia pendidikan hotspot sangat digemari dan dicari. Banyak sekolah dan
perguruan tinggi mengunakan fasilitas hotspot sebagai media penggakses
internet. Hal ini dilakukan agar pelajar dapat mengakses internet dengan mudah.
Hal ini juga menjadikan pelajar ( disini mahasiswa ) berebut menggunakan
fasilitas hotspot.
Hal ini sudah terjadi dikampus unnes khususnya
difakultas ilmu social. Penggunaan fasilitas free hotspot telah menjalar
difakultas ini. Berbagai sudut kampus sudah terdapat hotspot guna menunjang
pembelajaran siswa. Kampus berharap besar dedengan adanya hotspot. Diharapkan
dengan adanya hotspot mahasiwa dapat menggunakanya sebagai sumber belajar.
Mempermudah mahasiswa dalam mengerjakan tugas dan gold settingnya adalah
meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
Penyediaan fasilitas yang luar biasa oleh universita
ternyata tidak diimbangi kedewasaan dalam penggunaanya. Area hotspot dimana
memiliki tujuan utama memudahkan dan menunjang mahasiswa dalam belajar hanya
dijadikan tempat nongkrong untuk chatting atau sekedar game online. Jarang
sekali mahasiwa yang menggunakan fasilitas tersebut sebagai arena belajar.
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir
diatas, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
1.
Pemberian fasilitas
hotpot di perguruan tinggi memiliki tujuan mengokptimalkan pembelajaran dan
membatu mahasiwa dalam mencari tigas
2.
Pemanfaatan area
hotspot kurang mendapat tanggapan yang dewasa dari mahasiswa sehingga kurang
berjalan sebagaimana dengan apa yang di inginkan oleh pihak kampus
3.
Hanya sebagian kecil
mahasiswa saja yang menggunakan area hotspot sebagai media dalam mencari sumber
belajar dan sebagian besar hanya tempat untuk bermain.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Bentuk
dan Strategi Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat, penelitian ini mendiskripsikan
secara rinci dan mendalam tentang bagaimana mahasisa memanfaatkan fasilitas
free hotspot yang disediakan fakultas guna menunjang pembelajaran dalam kampus.
Untuk memahami hal itu, perlu diteliti secara mendalam mengenai bagaimana
mahasiswa setiap hari dalam menggunakan fasilitas tersebut. Apakah benar –
benar untuk menunjang pembelajaran atau sekedar untuk bermain. Dengan demikian,
penelitian ini menggunakan pendekatan deskritif-kualitatif. Jenis penelitian
ini akan mampu mengangkat berbagai informasi kualitatif secara lengkap dan mendalam untuk mnejelaskan mengenai proses
mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi ( Sutopo, 2006:139). Penelitian ini
merupakan penelitian dasar karena bertujuan untuk memahami mengenai suatu
masalah yang mengarah pada manfaat teoritik, tidak pada manfaat praktis(
Sutopo,2006:135-136)
B.
Lokasi Penelitian
Penelitian
ini direncanakan dilakukan di kampus sekitar fakultas ilmu social, universitas
negeri semarang yang memiliki area free hotspot dan sering dikunjungi
mahasiswa. Pengkususan tempat ini karena sesuai dengan disiplin ilmu yang ingin
dikaji yakni ilmu social.
C.
Populasi, Sampel dan
Teknik Pengambilan Sampel
Populasi
Suharsimi Arikunto (2002: 115)
menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subyek yang akan diteliti”.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa fakultas ilmu social universitas negeri
semarag yang menggunakan fasilits hotspot diarea fakultas ilmu social selama 1
bulan secara tidak berturut -turut .
Sampel
Suharsimi Arikunto (2002: 115)
mengemukakan bahwa, “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
Sampel dalam penelitian ini adalah masing – masing 5 orang disetiap area free
hotsop dalam setiap penelitian dikampus fakultas ilmu social universitas negeri
semarang.
Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
cluster random sampling.
Menurut
Budiyono (2003: 37) cluster random sampling adalah sampling random
yang
dikenakan terhadap unit-unit atau sub-sub populasi. Populasi dari cluster
random
sampling ini adalah seluruh mahasiswa yang sedang
menikmati fasilitas hotspot dan ditunjuk tanpa adanya perundingan terlebih
dahulu. Sempel yang diambil tidak selalu sama, tapi dari hari ke hari bias
berbeda. Semakin banyak orang yang tidak menggunakan area free hotspot seperti
mestinya maka data semakin falit.
D.
Sumber Data
Informan
Informan
merupakan seseorang yang diwawancarai untuk didapatkan keterangan dan data
untuk keperluan informasi ( Koentjaraningrat, 1997 : 130 ). Informan dalam
penelitian ini adalah karyawan/dosen serta semua mahasiswa fakultas ilmu social
dan mahasiswa unnes yang memanfaatkan fasilitas hotspot dikampus fakultas ilmu
social, uniersitas negeri semarang. Mahasiwa dipilih sebagai pelaku atau subjek
yang memanfaatkan fasilitas tersebut secara langsung dan karyawan?/ dosen
dipilih guna mengetahui bagaimana fasilitas itu dipasang dan tujuan disediakan
fasilitas tersebut. Secara praktis untuk dosen yakni mengetahui dari mahasiswa
yang mengerjakan tugas menggunakan fasilitas tersebut.
E.
Teknik Pengumpulan Data
Wawancara
Wawancara
bukan hanya sekadar percakapan seseorang dengan orang lain, melainkan juga
upaya untuk pengumpulan data yang dibutuhkan dalam sebuah observasi atau
penelitian. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini merupakan wawancara
mendalam ( in depth interview ). Patton ( dalam Sutopo, 2006 : 228 )
menjelaskan bahwa wawancara ini bersifat lentur dan terbuka, tidak berstruktur
ketat, tidak berada pada suasana formal, dan bisa dilakukan berulang pada
informan yang sama. Wawancara mendalam dilakukan untuk mengetahui pendapat dan
pemahaman mahasiswa dalam memanfaatkan fasilita free hotpot dilingkungan
fakultas ilmu social.
Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang
meliputi kegiatan pemusatan perhatian secara langsung terhadap sesuatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2002 : 133 ). Pada penelitian
ini digunakan observasi langsung untuk mengetahui aktivitas penggunaan
fasilitas free hotspot disekitar kampus. Observasi yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah observasi secara langsung dan termasuk dalam observasi
berperan pasif. Peneliti mengamati secara langsung aktifitas mahasiwa yang
sedang menggunakan fasilitas free hotspot. Apakah mereka menggunakan sebagai
sumber belajar dalam mengerjakan tugas atau sekedar bermain. Hal- hal yang
menjadi objek pengamatan antara lain; berapa banyak orang yang menggunakan
fasilitas tersebut, situs apasaja yang dibuka, berapa sering mahasiwa tersebut
menggunakan fasilitas tersebut dan berapa besar tingkat kesadaran dalam
penggunaan fasilitas tersebut, dimana hal itu dapat dilihat dari penggunaan
fasilitas tersebut. Apakah untuk sumber belajar atau sekedar bermain.
Angket
Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tenteng
pribadinya atau hal- hal yang ia ketahui ( Arikunto, 2002: 128 ). Metode angket
ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan pengunaan fasilitas
free hotspot. Sehingga mengetahui bagaimana pemanfaatan fasilitas tersebut
langsung dari responden. Responden yang bersngkutan dalam hal ini adalah mahasiswa,
dosen/ karyawan.
Kelebihan metode angket yaitu: (1) tidak memerlukan hadirnya peneliti, (2)
dapat dibagikan serentak kepada banyak responden, (3) dapat dibuat standar
sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar- benar sama,
(4) angket tidak terlalu mengganggu responden karena pengisiannya ditentukan
oleh responden sendiri, (5) biaya yang digunakan untuk membuat angket relative
murah.
Kelemahan metode angket yaitu: (1) responden sering
tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terjawab dan tidak
terjawab, padahal sangat tidak mudah untuk memberikan lagi kepada responden,
(2) angket tidak bisa digunakan kepada responden yang kurang bisa membaca dan
menulis, (3) pertanyaan- pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan dengan salah
dan tidak ada kesempatan untuk mendapatkan penjelasan.
F.
Validitas Data
Validitas
data sangat penting dalam proses pemaparan hasil penelitian, pembahasan, dan
penarikan simpulan. Dengan adanya validitas data, maka analisis dan penarikan
simpulan telah dilandasi oleh kebenaran, karena berasal dari data yang telah
teruji kebenarannya.
Pengujian validitas data dalam
penelitian ini dilakukan dengan teknik trianggulasi. Lexy J. Moleong (2000)
menjelaskan bahwa teknik trianggulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dengan demikian, trianggulasi
merupakan sebuah pandangan yang bersifat multiperspektif. Patton (dalam Sutopo,
2006:92) menyatakan ada empat macam teknik trianggulasi, yakni (1) trianggulasi
data, (2) trianggulasi peneliti, (3) trianggulasi metodologis, dan (4)
trianggulasi teoretis.
Trianggulasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi data. Melalui
trianggulasi data, peneliti menggunakan beberapa sumber data yang berbeda untuk
mengetahui kebenaran suatu permasalahan. Dalam pengumpulan data, peneliti
menggunakan beragam sumber data yang berbeda-beda (Sutopo, 2006:93). Data
diambil dari beberapa sumber, seperti mahasiswa, dosen/karyawan, dan situs apa
saja yang diakses. Peneliti menggunakan sumber dari mahasiswa, dan situs yang
diakses untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan fasilitas free hotspot oleh
mahasiswa. Pada proses trianggulasi, informasi-informasi yang diperoleh dari
data yang berbeda dibandingkan satu sama lain sebagai upaya konfirmasi. Data
yang diperoleh dinyatakan valid atau terpercaya ketika hasil konfirmasi dari
data yang berbeda dan melalui metode yang beragam menunjukkan keterangan yang
sama.
G.
Teknik Analisis
Pada penelitian kualitatif, analisis data
bersifat induktif, artinya penarikan simpulan yang bersifat umum dibangun dari
data-data yang diperoleh di lapangan. H.B. Sutopo (2006) menjelaskan bahwa
dalam prosesnya, analisis penelitian kualitatif dilakukan dalam tiga macam
kegiatan, yakni (1) analisis dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan
data, (2) analisis dilakukan dalam bentuk interaktif, sehingga perlu adanya
perbandingan dari berbagai sumber data untuk memahami persamaan dan perbedaannya,
dan (3) analisis bersifat siklus, artinya proses penelitian dapat dilakukan
secara berulang sampai dibangun suatu simpulan yang dianggap mantap. Dengan
demikian, analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan upaya yang
berlanjut, berulang, dan terus-menerus (Miles dan Huberman, 1992:20).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar