Senin, 19 Agustus 2013

proposal skripsi free hospot

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seiring dengan perubahan paradigma pembelajaran, maka keberhasilan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi tidak hanya ditentukan oleh faktor pengajar/dosen, melainkan sangat dipengaruhi oleh keaktifan mahasiswa. Kurikulum baru tahun 2004 mempertegas bahwa proses pembelajaran harus berpusat pada peserta belajar, pengajar bukan sebagai satu-satunya sumber belajar atau sumber informasi, melainkan berperan sebagai fasilitator, dinamisator, dan motivator dalam pembelajaran.
Selain sumber belajar berupa perpustakaan yang tersedia di kampus, sekarang ini berkembang teknologi internet yang memberikan kemudahan dan keleluasaan dalam menggali ilmu pengetahuan. Melalui internet mahasiswa dapat mengakses berbagai literatur dan referensi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dengan cepat, sehingga dapat mempermudah proses studinya.
Internet adalah kependekan dari inter – network. Secara harfiah mengandung pengertian sebagai jaringan komputer yang menghubungkan beberapa rangkaian (www.wikipedia.com). Jaringan internet juga didefinisikan sebagai jaringan komputer yang mampu menghubungkan komputer di seluruh dunia sehingga berbagai jenis dan bentuk informasi dapat dikomunikasikan antar belahan dunia secara instan dan global (www.jurnal-kopertis4.org). Selain kedua pengertian di atas, internet juga disebut sebagai sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan situs akademik, pemerintahan, komersial, organisasi, maupun perorangan. Internet menyediakan akses untuk layanan telekomunikasi dari sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar di seluruh dunia. Layanan internet meliputi komunikasi langsung (e-mail, chat), diskusi (usenet news, milis, bulletin board), sumber daya informasi yang terdistribusi (World Wide Web, Ghoper), remote login dan lalu lintas file (Telnet, FTP), serta berbagai layanan lainnya (www.andhika.com).
Para akademisi merupakan salah satu pihak yang paling diuntungkan dengan kemunculan internet. Berbagai referensi, jurnal, maupun hasil penelitian yang dipublikasikan melalui internet tersedia dalam jumlah yang berlimpah. Para mahasiswa tidak lagi harus mengaduk-aduk buku di perpustakaan sebagai bahan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. Cukup memanfaatkan search engine, materi-materi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat. Selain menghemat tenaga dan biaya dalam mencarinya, materi-materi yang dapat ditemui di internet cenderung lebih up to date.
Bagi para pengajar, internet bermanfaat dalam mengembangkan profesinya, karena dengan internet dapat : (a) meningkatkan pengetahuan, (b) berbagi sumber diantara rekan sejawat, (c) bekerjasama dengan pengajar di luar negeri, (d) kesempatan mempublikasikan informasi secara langsung, (e) mengatur komunikasi secara teratur, dan (f) berpartisipasi dalam forum-forum lokal maupun internasional. Di samping itu para pengajar juga dapat memanfaatkan internet sebagai sumber bahan mengajar dengan mengakses rencana pembelajaran atau silabus online dengan metodologi baru, mengakses materi kuliah yang cocok untuk mahasiswanya, serta dapat menyampaikan ide-idenya.
Sementara itu mahasiswa juga dapat menggunakan internet untuk belajar sendiri secara cepat, sehingga akan meningkatkan dan memeperluas pengetahuan, belajar berinteraksi, dan mengembangkan kemampuan dalam bidang penelitian (www.pendidikan.net). Dalam www.jurnal-kopertis4.org disebutkan beberapa manfaat internet bagi pendidikan di Indonesia, yaitu : akses ke perpustakaan, akses ke pakar, perkuliahan online, layanan informasi akademik, menyediakan fasilitas mesin pencari data, menyediakan fasilitas diskusi, dan fasilitas kerjasama.
Menurut Association for Educational Communications and Technology sumber pembelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Sumber pembelajaran dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu :
1.      Sumber pembelajaran yang sengaja direncanakan (learning resources by design), yakni semua sumber yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal; dan
2.      Sumber pembelajaran yang karena dimanfaatkan (learning resources by utilization), yakni sumber belajar yang tidak secara khusus didisain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasikan, dan dimanfaatkan untuk keperluan belajar-salah satunya adalah media massa.
Berdasarkan kajian pustaka di atas menunjukkan bahwa peningkatan kualitas pendidikan di perguruan tinggi dapat ditempuh melalui berbagai cara, antara lain : peningkatan kompetensi dosen, peningkatan muatan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan penilaian hasil belajar, peningkatan bekal ketrampilan mahasiswa, penyediaan bahan ajar yang memadai, dan penyediaan sarana belajar. Ketersediaan bahan ajar dan sarana belajar merupakan faktor penting dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Namun demikian sering kali bahan ajar yang ada di perpustakaan tidak mampu memenuhi kebutuhan belajar mahasiswa, sehingga perlu memanfaatkan sumber belajar yang lain. Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan oleh mahasiswa secara mandiri adalah jaringan internet. Untuk itu, bekal ketrampilan mahasiswa khususnya dalam memanfaatkan teknologi internet sangat diperlukan. Selain itu penyediaan area free hostpot juga sangat menunjang sekali dalam membentu mahasiswamengakses internet.
Area free hotspot merupakan area dimana mahasiswa bebas mengakses internet tanpa harus jauh – jauh datang kewarnet. Area free hotspot harus disediakan perguruan tinggi guna menunjang mahasiswanya untuk memperoleh data atau informasi guna menunjang tugas perkuliahan. Area tersebut biasanya diletakkan ditempat – tempat yag cukup setrategis. Hal itu bertujuan untuk meberi rasa nyaman kepada mahasiswa saat belajar. Selain menimbulkan rasa nyaman, letak yang setrategis juga  menjadi tempat yang asik untuk berdiskusi dan tukar fikiran antara mahasiswa.
Hotspot merupakan salah satu jaringan trend perkembangan teknologi informasi internet. Internet sudah menjadi pilihan alternatif untuk berkomunikasi. Di Indonesia inernet sudah menjadi kebutuhan pemerintah, perusahaan, maupun pendidikan baik dalam bentuk aplikasi maupun website membantu pemerintah dalam memberikan informasi maupun dalam hal komunikasi. Sedangkan pada perusahaan terutama yang bergerak dalam bidang bisnis sangat dapat membantu perusahaan dalam memasarkan produknya. Untuk dunia pendidikan, Pelajar dan mahasiswa banyak memanfaatkanya sebagai sumber ilmu pengetahuan alternatif. Mereka bisa memperoleh materi pelajaran atau bahan kuliah yang belum tentu didapat dibangku sekolah maupun kampus. Beberapa situs bahkan menyediakan free journal, tutorial, distance learning free journal, tutorial, distance learning hingga cyber kampus. Sementara Ibu-ibu rumah tangga banyak yang mulai melirik internet sebagai sarana bisnis mulai dari home industry, MLM hingga internet marketing. Bukan hanya itu saja, dalam beberapa tahun belakangan ini internet juga telah menjadi trend setter hiburan. Tidak sedikit anak-anak  dan  usia belia bahkan orang dewasa, lebih suka menghabiskan waktunya sekedar untuk Chatting, Friendster, Facebook, dll. Apalagi saat ini dunia internet sedang dijangkiti wabah jaringan pertemanan maya lewat friendster, facebook, multiply, yahoo messenger atau webblog. Hotspot adalah jaringan komputer swadaya masyarakat dalam ruang lingkup kecil paling jauh 5KM melalui media kabel atau Wireless 2.4 Ghz dan Hotspot sebagai sarana komunikasi rakyat yang bebas dari undang-undang dan birokrasi pemerintah.
Melalui internet, mahasiswa dapat mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan sesuai kebutuhan yang relevan dengan subjek mata kuliah. Sehingga pemanfaatan jaringan internet sebagai sumber belajar, akan membantu mempermudah dan mempercepat penyelesaian tugas-tugas perkuliahan, termasuk penyelesaian tuga akhir. Oleh karena itu, dosen sebagai motivator dan dinamisator dalam pembelajaran hendaknya memberi dorongan serta menciptakan kondisi agar mahasiswa dapat secara aktif menemukan ilmu pengetahuan baru melalui pemanfaatan teknologi internet
Di UNNES sendiri pemberian area free hotspot sudah berjalan cukup lama. Setiap tempat yang dianggap stragis telah di jadikan tempat hotsport guna menunjang mahasiswa. Tempat tersebut disediakan digasebo – gazebo, pusat kegiatan mahasiswa ( PKM ) ataupun pelataran gedung yang dianggap strategis. Semu itu dilakukan guna memajukan UNNES dan memciptakan mahasiswa yang cerdas serta tanggap terhadap kemajuan iptek. Di Fakultas Ilmu Sosial sendiri hamper semua gedunya sudah terdapat area hotspot. Meliputi dari gedung C1 – C7. Sarana ini tak lebih hanya disediakan untuk membantu mahasiswa dalam mengerjakan tugas dan mencari berbagai data.
Namun dalam kenyataan yang ada penyediaan free hotspot bukan menjadi tempat belajar. Banyak mahasiswa yang mengunakan tempat tersebut sebagai tempat nongkrong dan sekedar chatting dari fecebook atau twiter salja. Mahasiswa kurang bias memanfaatkan area tersebut dengan maksimal. Seolah – olah apa yang diharapkan universita dengan adanya fasilitas tersebut tak sebanding dengan respon mahasiwa.
Dengan latar belakang tersebut saya bermaksut mengadakan penelitian dengan judul “Pemanfaatan Area Free Hotspot Sebagai Sumber Pembelajaran Mahasiswa Fakultas Ilmu Soiaal Universitas Negeri Semarang”. Dimana penelitian ini bertujuan untuk melihat pemanfaatan area free hotspot yang ada difakultas ilmu social, universitas negeri semarang.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang yang ada diatas kami member batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.      Bagaimana penyediaan area free hotspot di fakultas ilmu social universitas negeri semarang?
2.      Bagaimana respon mahasiwa dengan adanya area free hotspot di fakultas ilmu social universitas negeri semaarang?
3.      Bagaimana pemanfaatan area free hotspot oleh mahasiswa di fakultas ilmu social universitas negeri semarang?

C.    Tujuan Penelitian
Penelitian ini saya lakukan bertujuan untuk:
1.      Mengetahui penyediaan area free hotspot yang ada di fakultas ilmu social, universitas negeri semarang.
2.      Mengetahui respon mahasiswa dengan adanya area free hotspot di fakultas ilmu social, universitas negeri semarang
3.      Mengetahui bagaimana pemanfaatan area free hotspot yang ada di fakultas ilmu social, universitas negeri semarang
D.    Manfaat Penelitian
Peelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut
1.      Bagi instansi terkait dalam hal ini adalah fakultas ilmu social dan universitas negeri semarang adalah sebagai sumber informasi dan bahan pemikiran apabila fakultas atau uniyersitas ini ingin mengeluarkan kebijakan berkaitan dengan area free hotspot.
2.      Bagi dosen mampu memberikan gambaran tentang berapa besar mahasiswa yang dalam mengerjakan tugas menggunakan fasilitas hotspot atau internet dan mampu memberikan pola fikir baru untuk dosen kedepan dalam member tugas kuliah
3.      Bagi mahasiswa mampu member pola fikir baru dalam menggerjakan tugas kuliah dan mampu member sarana tempat berdiskusi yang menarik yakni area free hotspot.




BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Tinjauan Pustaka
Hotspot
Hotspot merujuk pada tempat-tempat tertentu (biasanya tempat umum) yang memiliki layanan internet dengan menggunakan teknologi Wireless LAN, seperti pada perguruan tinggi, mall, plaza, perpustakaan, restoran ataupun bandara. Layanan internet seperti ini, ada yang berbayar dan yang tidak (gratis).

 

Sejarah Hotspot

Konsep ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1993 oleh Bret Stewart sewaktu konferensi Networld dan Interop, di San Fransisco. Dengan pemanfaatan teknologi ini, setiap orang dapat mengakses jaringan internet melalui komputer/laptop/HP/PDA yang mereka miliki di lokasi-okasi hotspot ini tersedia, tentunya perangkat komputer/laptop/HP/PDA tersebut harus memiliki teknologi wi-fi.
Pada umumnya peralatah wi-fi hotspot menggunakan standarisasi WLAN IEEE 802.11b atau IEEE 802.11g. Teknologi WLAN ini mampu memberikan kecepatan akses yang tinggi hingga 11 Mbps (IEEE 802.11 b) dan 54 Mbps (IEEE 802.11 g) dalam jarak hingga 100 meter.

 

Komponen Dalam Hotspot

Beberapa komponen dalam hotspot adalah :
1.      Station bergerak (mobile)
2.      Access Point
3.      Switch, Router, Network Access Controller
4.      Web server atau server yang lain
5.      Koneksi Internet kecepatan tinggi
6.      Penyedia Jasa Internet Internet Service Provider
7.      Wireless ISP

Tipe Hotspot

Ada beberapa jenis hotspot yang biasa digunakan, yaitu:
a.       Hotspot gratis sebagai tambahan pelanggan umum biasanya dioperasikan di hotel, di lobby hotel, di ruang konferensi (conference room), kedai kopi (coffe shop), atau di kafe. Kadang hotspot jenis ini merupakan instalasi semi permanen, di acara pameren komputer atau konferensi / seminar komputer.
b.      Hotspot yang dibayar langsung ke pemilik gedung, biasanya di ruangan hotel, restoran, atau kedai kopi (coffe shop). Tidak semua hotel mampu memberikan servis wi-fi gratis. Mereka mengambil kebijakan untuk memberikan servis berbayar kepada pengguna hotspot untuk menalangi biaya leased line atau tak terbatas (unlimited) ADSL ke Internet.
c.       Hotspot berbayar ke operator wi-fi hotspot, misalnya Boingo, iPASS. Operator wi-fi hotspot ini merupakan jaringan internasional yang global dengan banyak sekali pengguna yang berpindah tempat (mobile) secara internasional. Jenis hotspot ini biasanya akan lebih menarik bagi mereka yang memiliki banyak pengguna yang datang dari manca negara.
Tentunya sebuah hotspot dapat merupakan gabungan dari beberapa tipe hotspot menjadi satu kesatuan, tidak harus menyediakan hanya satu tipe saja. Jadi bisa saja, hotspot berbayar ke pemilik gedung dan berbayar ke operator wi-fi hotspot dioperasikan pada sebuah hotspot.

Ancaman

Saat ini, hotspot semakin banyak tersedia diberbagai tempat umum, tetapi setiap kali melakukan sambungan pada suatu hotspot sebenarnya membahayakan PC atau laptop itu sendiri. Hotspot adalah jaringan tebuka yang tidak terenkripsi, sehingga ketika terhubung dengan pengguna hotspot lain, mereka dapat menyusup dan menimbulkan kerusakan pada komputer.[4]
Peretas (Hacker) menggunakan hotspot untuk mengintai atau memata-matai sinyal wireless atau menjebak agar terperangkap dalam hotspot evil twin. Hotspot evil twin ini merupakan gangguan di mana hacker menyusup dalam sinyal wireless untuk berpikir bahwa ada pengguna yang berada di area hotspot. Ketika pengguna mulai berselancar melalui evil twin, maka hacker akan memata-matai aktivitas internet pengguna hotspot. Kondisi ini memungkinkan sekali bagi pada hacker untuk mengakses kartu kredit pengguna hotspot, jika melakukan transaksi secara daring (online).

 

Internet

Teknologi Informasi dan Telekomunikasi (Information and Communication Technology/ICT) merupakan tulang punggung aplikasi Web 2.0. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang fenomenal dan menjadi awal munculnya aplikasi web adalah Internet. Internet yang berawal dari riset untuk pertahanan dan keamanan serta pendidikan berkembang menjadi perangkat pendukung bisnis yang sangat berpengaruh. Dalam kaitan dengan aplikasi Web 2.0 ini, terdapat beberapa peristiwa penting dalam sejarah internet.
Berawal pada tahun 1957, melalui Advanced Research Projects Agency (ARPA), Amerika Serikat bertekad mengembangkan jaringan komunikasi terintegrasi yang saling menghubungkan komunitas sains dan keperluan militer. Hal ini dilatarbelakangi oleh terjadinya perang dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet (tahun 1957 Soviet meluncurkan sputnik).
Perkembangan besar Internet pertama adalah penemuan terpenting ARPA yaitu packet switching pada tahun 1960. Packet switching adalah pengiriman pesan yang dapat dipecah dalam paket-paket kecil yang masing-masing paketnya dapat melalui berbagai alternatif jalur jika salahsatu jalur rusak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Packet switching juga memungkinkan jaringan dapat digunakan secara bersamaan untuk melakukan banyak koneksi, berbeda dengan jalur telepon yang memerlukan jalur khusus untuk melakukan koneksi. Maka ketika ARPANET menjadi jaringan komputer nasional di Amerika Serikat pada 1969, packet switching digunakan secara menyeluruh sebagai metode komunikasinya menggantikan circuit switching yang digunakan pada sambungan telepon publik.
Perkembangan besar Internet kedua yang dicatat pada sejarah internet adalah pengembangan lapisan protokol jaringan yang terkenal karena paling banyak digunakan sekarang yaitu TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol). Protokol adalah suatu kumpulan aturan untuk berhubungan antarjaringan. Protokol ini dikembangkan oleh Robert Kahn dan Vinton Cerf pada tahun 1974. Dengan protokol yang standar dan disepakati secara luas, maka jaringan lokal yang tersebar di berbagai tempat dapat saling terhubung membentuk jaringan raksasa bahkan sekarang ini menjangkau seluruh dunia. Jaringan dengan menggunakan protokol internet inilah yang sering disebut sebagai jaringan internet.
Jaringan ARPANET menjadi semakin besar sejak saat itu dan mulai dikelola oleh pihak swasta pada tahun 1984, maka semakin banyak universitas tergabung dan mulailah perusahaan komersial masuk. Protokol TCP/IP menjadi protokol umum yang disepakati sehingga dapat saling berkomunikasi pada jaringan internet ini.
Perkembangan besar Internet ketiga adalah terbangunnya aplikasi World Wide Web pada tahun 1990 oleh Tim Berners-Lee. Aplikasi World Wide Web (WWW) ini menjadi konten yang dinanti semua pengguna internet. WWW membuat semua pengguna dapat saling berbagi bermacam-macam aplikasi dan konten, serta saling mengaitkan materi-materi yang tersebar di internet. Sejak saat itu pertumbuhan pengguna internet meroket.

Pengaruh Perkembangan Internet

Internet telah membuat revolusi baru dalam dunia komputer dan dunia komunikasi yang tidak pernah diduga sebelumnya. Beberapa Penemuan telegram, telepon, radio, dan komputer merupakan rangkaian kerja ilmiah yang menuntun menuju terciptanya Internet yang lebih terintegrasi dan lebih berkemampuan dari pada alat-alat tersebut. Internet memiliki kemampuan penyiaran ke seluruh dunia, memiliki mekanisme diseminasi informasi, dan sebagai media untuk berkolaborasi dan berinteraksi antara individu dengan komputernya tanpa dibatasi oleh kondisi geografis.
Internet merupakan sebuah contoh paling sukses dari usaha investasi yang tak pernah henti dan komitmen untuk melakukan riset berikut pengembangan infrastruktur teknologi informasi. Dimulai dengan penelitian packet switching (paket pensaklaran), pemerintah, industri dan para civitas academica telah bekerjasama berupaya mengubah dan menciptakan teknologi baru yang menarik ini.
Perkembangan Sejarah intenet dapat dibagi dalam empat aspek yaitu
  1. Adanya aspek evolusi teknologi yang dimulai dari riset packet switching (paket pensaklaran) ARPANET (berikut teknologi perlengkapannya) yang pada saat itu dilakukan riset lanjutan untuk mengembangkan wawasan terhadap infrastruktur komunikasi data yang meliputi beberapa dimensi seperti skala,performannce/kehandalan, dan kefungsian tingkat tinggi.
  2. Adanya aspek pelaksanaan dan pengelolaan sebuah infrastruktur yang global dan kompleks.
  3. Adanya aspek sosial yang dihasilkan dalam sebuah komunitas masyarakat besar yang terdiri dari para Internauts yang bekerjasama membuat dan mengembangkan terus teknologi ini.
  4. Adanya aspek komersial yang dihasilkan dalam sebuah perubahan ekstrim namun efektif dari sebuah penelitian yang mengakibatkan terbentuknya sebuah infrastruktur informasi yang besar dan berguna.
Internet sekarang sudah merupakan sebuah infrastruktur informasi global (widespread information infrastructure), yang awalnya disebut “the National (atau Global atau Galactic) Information Infrastructure” di Amerika Serikat. Sejarahnya sangat kompleks dan mencakup banyak aspek seperti teknologi, organisasi, dan komunitas. Dan pengaruhnya tidak hanya terhadap bidang teknik komunikasi komputer saja tetapi juga berpengaruh kepada masalah sosial seperti yang sekarang kita lakukan yaitu kita banyak mempergunakan alat-alat bantu on line untuk mencapai sebuah bisnis elektronik (electronic commerce), pemilikan informasi dan berinteraksi dengan masyarakat.

Sejarah Internet

Sejarah dari adanya intenet dimulai pada tahun 1969 ketika itu Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense Advanced Research Projects Agency(DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana cara menghubungkan sejumlah komputer sehingga membentuk jaringan organik.
Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET. Pada 1970, sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan. Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @juga diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan “at” atau “pada”. Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat.
Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.
Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link.
Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup USENET.
Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 lebih.
Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web.
Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator 1.0.

Pengertian Internet

Internet merupakan jaringan global komputer dunia, besar dan sangat luas sekali dimana setiap komputer saling terhubung satu sama lainnya dari negara ke negara lainnya di seluruh dunia dan berisi berbagai macam informasi, mulai dari text, gambar, audio, video, dan lainnya.
Internet itu sendiri berasal dari kata Interconnection Networking, yang berarti hubungan dari banyak jaringan komputer dengan berbagai tipe dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi seperti telepon, salelit, dan lainnya. Dalam mengatur integrasi dan komunikasi jaringan komputer ini menggunakan protokol yaitu TCP/IP. TCP (Transmission Control Protocol) bertugas untuk memastikan bahwa semua hubungan bekerja dengan benar, sedangkan IP (Internet Protocol) yang mentransmisikan data dari satu komputer ke komputer lain. TPC/IP secara umum berfungsi memilih rute terbaik transmisi data, memilih rute alternatif jika suatu rute tidak dapat di gunakan, mengatur dan mengirimkan paket-paket pengiriman data.
Untuk dapat ikut serta menggunakan fasilitas Internet, Anda harus berlangganan ke salah satu ISP (Internet Service Provider) yang ada dan melayani daerah Anda. ISP ini biasanya disebut penyelenggara jasa internet. Anda bisa menggunakan fasilitas dari Telkom seperti Telkomnet Instan, speedy dan juga layanan ISP lain seperti first media, netzip dan sebagainya. Internet memberikan banyak sekali manfaat, ada yang bisa memberikan manfaat baik dan buruk. Baik bila digunakan untuk pembelajaran informasi dan buruk bila digunakan untuk hal yang berbau pornografi, informasi kekerasan, dan lain-lainnya yang negatif.
Internet ini memungkinkan pengguna komputer di seluruh dunia untuk saling berkomunikasi dan berbagi informasi dengan cara saling mengirimkan  email, menghubungkan komputer satu ke ke komputer yang lain, mengirim dan menerima file dalam bentuk text, audio, video, membahas topik tertentu pada newsgroup, website social networking dan lain-lain.
Sumber belajar
Edgar Dale (1969) seorang ahli pendidikan mengemukakan sumber belajar adalah, ' segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang.' Pendapat lain dikemukakan oleh Association Educational Comunication and Tehnology AECT (1977) yaitu ' berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.'
Kedua pengertian tersebut menunjukkan bahwa pada hakikatnya sumber belajar begitu luas dan kompleks, lebih dari sekedar media pembelajaran. Segala hal yang sekiranya diprediksikan akan mendukung dan dapat dimanfaatkan untuk keberhasilan pembelajaran dapat dipertimbangkan menjadi sumber belajar. Dengan pemahaman ini maka guru bukanlah satu-satunya sumber tetapi hanya salah satu saja dari sekian sumber belajar lainnya.
Jenis-jenis sumber belajar
Dari pengertian sumber belajar tadi melahirkan beberapa pembagian jenis sumber belajar. Ada yang membagi menjadi enam jenis dengan rincian pertama, sumber berupa pesan. Kedua, manusia, ketiga peralatan, keempat, bahan kelima, teknik/metode dan keenam lingkungan/setting.
Sebagian lain membaginya menjadi dua jenis, pertama sumber belajar yang dirancang (by designed) yaitu sumber belajar yang sengaja dibuat dan dipergunakan dalam suatu proses pembelajaran dengan tujuan tertentu. Contohnya buku, slide, ensiklopedi dan film (VCD). Kedua, sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar yaitu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan/digunakan (by utilization) berada di masyarakat dan tidak dirancang secara khusus. Contohnya pasar, tokoh masyarakat, museum, lembaga pemerintahan dsb.
Berbagai jenis sumber belajar tersebut, pada dasarnya tidak boleh dilihat secara parsial. Hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh dalam sebuah proses pembelajaran. Semua jenis sumber belajar yang memang sesuai, perlu dipertimbangkan demi tercapainya pembelajaran lebih baik. Dengan demikian diharapkan akan berdampak positif terhadap hasil pembelajaran.
Pemilihan Sumber Belajar
Telah kita ketahui bersama bahwa upaya untuk mengoptimalkan sumber belajar merupakan sesuatu yang penting. Mengapa? Karena dengan penggunaan sumber belajar akan dihasilkan proses pembelajaran yang berkualitas, menarik dan menyenangkan bagi para siswa. Ada sejumlah pertimbangan yang harus diperhatikan, ketika akan memilih sumber belajar, yaitu :
1.      Bersifat ekonomis dan praktis (kesesuaian antara hasil dan biaya).
2.      Praktis dan sederhana artinya mudah dalam pengaturannya.
3.      Fleksibel dan luwes, maksudnya tidak kaku dalam perencanaan sekaligus pelaksanaannya.
4.      Sumber sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan waktu yang tersedia.
5.      Sumber sesuai dengan taraf berfikir dan kemampuan siswa.
6.      Guru memiliki kemampuan dan terampil dalam pengelolaannya.
Berbagai kriteria tersebut tidak kaku, tetapi penting untuk diperhatikan demi terwujudnya efektifitas dan efisiensi dari sumber belajar yang dipilih, sehingga betul-betul berdayaguna. Sumber belajar yang dapat dimanfaatkan
Mengingat begitu luasnya sumber belajar, maka perencanaan yang matang mesti dilakukan. Beberapa sumber belajar yang dapat dipertimbangkan untuk dimanfaatkan adalah :
Perpustakaan
Selama ini, perpustakan di sekolah hanya sebagai pelengkap. Padahal, keberadaannya sangat penting sebagai salah satu sumber belajar. Perpustakan dapat digunakan sebagai sarana peningkatan wawasan dan pengetahuan, meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa, sarana pencarian pengetahuan/informasi dan perpustakan pun dapat digunakan sebagai tempat diskusi, ajang bertukar pikiran antara kelompok belajar.
Oleh karena itu sebuah perpustakaan haus memenuhi persyaratan minimal yang meliputi, pertama, perpustakan dikelola secara baik. Kedua, tersedianya literatur (sumber bacaan) baik berupa buku pelajaran, berbagai bacaan, majalah, kamus ensiklopedi dsb. Ketiga, memiliki ruang atau tempat yang memadai dan nyaman sehingga siswa betah berlama-lama di perpustakaan. Keempat, kemudahan siswa untuk memanfaatkan segala fasilitas yang ada di perpustakaan untuk menunjang proses pembelajaran.
Beberapa sekolah menunjukkan perpustakaannya masih begitu memprihatinkan, selain terbatasnya literatur juga tempat yang dipakai nampaknya tidak layak untuk dikatakan sebagai sebuah perpustakaan (sempit, disekat meja dan tidak tertata). Mengenai terbatasnya perpustakaan baik dari segi literatur, tempat dan pengelolaan nampaknya telah menjadi fenomena umum. Akan tetapi selama insan pendidik masih memiliki komitmen dan keinginan untuk memperbaiki dan memikirkan masalah ini, insya Allah lambat laun akan terwujud perpustakaan sekolah yang walaupun sederhana tetapi menarik bagi siswa.
Media Belajar/Alat Peraga
Media belajar yang dimaksud adalah berbagai alat, bahan yang bisa digunakan untuk membantu dalam penyamapaian materi pembelajaran. Media tersebut baik dibuat sendiri maupun kaya orang lain.
Berbagai media yang ada perlu digunakan secara optimal dan tentu saja harus dipelihara dan dijaga kelaikannya. Media yang telah rusak segera diperbaiki bahkan diganti. Media yang belum ada dan sekiranya berguna perlu dipikirkan untuk dimiliki, dengan cara membeli atau mengajukan bantuan.
Media yang perlu dipertimbangkan untuk dimiliki terutama media elektronik (produk teknologi komunikasi). Biasanya dengan menggunakan media seperti ini pembelajaran akan lebih hidup dan siswa pun lebih antusias mengikutinya. Berbagai media seperti slide film, proyektor, VCD dapat digunakan sewaktu waktu sebagai sumber belajar. Misalnya, ketika membahas materi koperasi (IPS), siswa diajak nonton slide/film yang didalamnya menjelaskan berbagai informasi termasuk praktek dan contoh kegiatan berkoperasi. Guru hanya membantu dan memfasilitasi, setelah selesai kemudian dibahas dan didiskusikan bersama-sama.
Akan tetapi, ketika media elektronik belum ada, maka lebih baik memanfatkan media dengan cara membuat sendiri walaupun sederhana. Yang terpenting media tersebut akan membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Sungguh disayangkan apabila guru hanya berceramah saja selain menjenuhkan, guru pun akan merasa kelelahan.
Majalah Dinding
Sumber belajar ini layak dipertimbangkan terutama bagi pembelajaran Bahasa Indonesia/Inggris. Mading dapat menjadi sarana penyebar informasi atau pengetahuan dari hasil karya siswa baik berupa karangan, puisi, cerpen dll. Di samping iu mading bisa menjadi motivasi bagi siswa untuk senang membaca, terdorong berkarya sekaligus bisa saling belajar atau menilai antar karya satu dengan yang lainnya.
Dalam pengelolaannya perlu bimbingan dan pembinaan dari guru terutama guru bahasa. Sedangkan dalam pelaksanaannya bisa dibentuk sebuah pengurus mading di tiap kelas atau tingkat sekolah. Mereka bertanggung jawab untuk mengelola mading secara baik dan berkesinambungan.
Apa sumber lainnya?
Di samping memanfaatkan sumber belajar yang ada, guru dituntut untuk mencari dan merencanakan sumber belajar lainnya baik hasil rancangan sendiri ataupun sumber yang sudah tergelar di sekililing sekolah dan masyarakat.
Sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dan berada di masyarakat misalnya:
1.      Mengunjungi museum sesuai dengan materi (museum uang, museum sejarah atau museum hewan)
2.      Study tour mengunjungi gedung geologi, lembaga pemasyarakatan atau lembaga pemerintahan
3.      Mengunjungi tempat ibadah, pasar, mal (tempat belanja).
4.      Mendatangkan tokoh untuk diskusi (polisi dan dokter membahas narkoba, anggota DPR membahas pemerintahan daerah dll)
Dan berbagai alternatif sumber belajar lain yang tentu masih banyak. Keberadaan guru dalam perencanaan dan pengorganisasian pembelajaran menjadi cukup penting dan akan menentukan terhadap kualitas pembelajaran. Artinya sejauhmana kemauan dan usaha guru yang bersangkutan.

B.     Kerangka berfikir
Belajar merupakan suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Keberhasilan siswa dalam belajar dapatdilihat dari hasil belajarnya. maka keberhasilan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi tidak hanya ditentukan oleh faktor pengajar/dosen, melainkan sangat dipengaruhi oleh keaktifan mahasiswa. Maka dari into disini mahasiswadituntut aktif guna perbaikan dalam proses belajar mengajar.
Banyak sekali sumber belajar yang bias digunakan mahasiswa dalam memperoleh ilmu. Baik dari perpus, media cetak atau elektronik. Salah satu media yang berkembang pesat dewasa ini adalah internet. Dengan menggunakan media internet seorang dapat mengakses data atau informasi dengan mudah tanpa harus jauh – jauh pergi keperpustakan. Didunia pendidikan khususnya bagi mahasiswa media internet dimanfaatkan guna membantu mencari data dalam mengerjakan tugas. Kepopuleran buku kiranya kurang diminati akhir – akhir ini terkalahkan dengan internet yang begitu mudah dan praktis.
Sarana yang digunakan untuk mengakses internet pun bermacam – macam salah satunya yang paling digemari sekarang adala hotspot. Didunia pendidikan hotspot sangat digemari dan dicari. Banyak sekolah dan perguruan tinggi mengunakan fasilitas hotspot sebagai media penggakses internet. Hal ini dilakukan agar pelajar dapat mengakses internet dengan mudah. Hal ini juga menjadikan pelajar ( disini mahasiswa ) berebut menggunakan fasilitas hotspot.
Hal ini sudah terjadi dikampus unnes khususnya difakultas ilmu social. Penggunaan fasilitas free hotspot telah menjalar difakultas ini. Berbagai sudut kampus sudah terdapat hotspot guna menunjang pembelajaran siswa. Kampus berharap besar dedengan adanya hotspot. Diharapkan dengan adanya hotspot mahasiwa dapat menggunakanya sebagai sumber belajar. Mempermudah mahasiswa dalam mengerjakan tugas dan gold settingnya adalah meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
Penyediaan fasilitas yang luar biasa oleh universita ternyata tidak diimbangi kedewasaan dalam penggunaanya. Area hotspot dimana memiliki tujuan utama memudahkan dan menunjang mahasiswa dalam belajar hanya dijadikan tempat nongkrong untuk chatting atau sekedar game online. Jarang sekali mahasiwa yang menggunakan fasilitas tersebut sebagai arena belajar.
C.    Hipotesis  
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
1.      Pemberian fasilitas hotpot di perguruan tinggi memiliki tujuan mengokptimalkan pembelajaran dan membatu mahasiwa dalam mencari tigas
2.      Pemanfaatan area hotspot kurang mendapat tanggapan yang dewasa dari mahasiswa sehingga kurang berjalan sebagaimana dengan apa yang di inginkan oleh pihak kampus
3.      Hanya sebagian kecil mahasiswa saja yang menggunakan area hotspot sebagai media dalam mencari sumber belajar dan sebagian besar hanya tempat untuk bermain.



BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Bentuk dan Strategi Penelitian
            Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat, penelitian ini mendiskripsikan secara rinci dan mendalam tentang bagaimana mahasisa memanfaatkan fasilitas free hotspot yang disediakan fakultas guna menunjang pembelajaran dalam kampus. Untuk memahami hal itu, perlu diteliti secara mendalam mengenai bagaimana mahasiswa setiap hari dalam menggunakan fasilitas tersebut. Apakah benar – benar untuk menunjang pembelajaran atau sekedar untuk bermain. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan pendekatan deskritif-kualitatif. Jenis penelitian ini akan mampu mengangkat berbagai informasi kualitatif secara lengkap dan  mendalam untuk mnejelaskan mengenai proses mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi ( Sutopo, 2006:139). Penelitian ini merupakan penelitian dasar karena bertujuan untuk memahami mengenai suatu masalah yang mengarah pada manfaat teoritik, tidak pada manfaat praktis( Sutopo,2006:135-136)
B.     Lokasi Penelitian
Penelitian ini direncanakan dilakukan di kampus sekitar fakultas ilmu social, universitas negeri semarang yang memiliki area free hotspot dan sering dikunjungi mahasiswa. Pengkususan tempat ini karena sesuai dengan disiplin ilmu yang ingin dikaji yakni ilmu social.
C.    Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi
Suharsimi Arikunto (2002: 115) menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subyek yang akan diteliti”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa  fakultas ilmu social universitas negeri semarag yang menggunakan fasilits hotspot diarea fakultas ilmu social selama 1 bulan secara tidak berturut -turut .
Sampel
Suharsimi Arikunto (2002: 115) mengemukakan bahwa, “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sampel dalam penelitian ini adalah  masing – masing 5 orang disetiap area free hotsop dalam setiap penelitian dikampus fakultas ilmu social universitas negeri semarang.
Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling.
Menurut Budiyono (2003: 37) cluster random sampling adalah sampling random
yang dikenakan terhadap unit-unit atau sub-sub populasi. Populasi dari cluster
random sampling ini adalah seluruh mahasiswa yang sedang menikmati fasilitas hotspot dan ditunjuk tanpa adanya perundingan terlebih dahulu. Sempel yang diambil tidak selalu sama, tapi dari hari ke hari bias berbeda. Semakin banyak orang yang tidak menggunakan area free hotspot seperti mestinya maka data semakin falit.

D.    Sumber Data

Informan
Informan merupakan seseorang yang diwawancarai untuk didapatkan keterangan dan data untuk keperluan informasi ( Koentjaraningrat, 1997 : 130 ). Informan dalam penelitian ini adalah karyawan/dosen serta semua mahasiswa fakultas ilmu social dan mahasiswa unnes yang memanfaatkan fasilitas hotspot dikampus fakultas ilmu social, uniersitas negeri semarang. Mahasiwa dipilih sebagai pelaku atau subjek yang memanfaatkan fasilitas tersebut secara langsung dan karyawan?/ dosen dipilih guna mengetahui bagaimana fasilitas itu dipasang dan tujuan disediakan fasilitas tersebut. Secara praktis untuk dosen yakni mengetahui dari mahasiswa yang mengerjakan tugas menggunakan fasilitas tersebut.
E.     Teknik Pengumpulan Data
Wawancara 
Wawancara bukan hanya sekadar percakapan seseorang dengan orang lain, melainkan juga upaya untuk pengumpulan data yang dibutuhkan dalam sebuah observasi atau penelitian. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini merupakan wawancara mendalam ( in depth interview ). Patton ( dalam Sutopo, 2006 : 228 ) menjelaskan bahwa wawancara ini bersifat lentur dan terbuka, tidak berstruktur ketat, tidak berada pada suasana formal, dan bisa dilakukan berulang pada informan yang sama. Wawancara mendalam dilakukan untuk mengetahui pendapat dan pemahaman mahasiswa dalam memanfaatkan fasilita free hotpot dilingkungan fakultas ilmu social.
            Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian secara langsung terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2002 : 133 ). Pada penelitian ini digunakan observasi langsung untuk mengetahui aktivitas penggunaan fasilitas free hotspot disekitar kampus. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung dan termasuk dalam observasi berperan pasif. Peneliti mengamati secara langsung aktifitas mahasiwa yang sedang menggunakan fasilitas free hotspot. Apakah mereka menggunakan sebagai sumber belajar dalam mengerjakan tugas atau sekedar bermain. Hal- hal yang menjadi objek pengamatan antara lain; berapa banyak orang yang menggunakan fasilitas tersebut, situs apasaja yang dibuka, berapa sering mahasiwa tersebut menggunakan fasilitas tersebut dan berapa besar tingkat kesadaran dalam penggunaan fasilitas tersebut, dimana hal itu dapat dilihat dari penggunaan fasilitas tersebut. Apakah untuk sumber belajar atau sekedar bermain.
 Angket
Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tenteng pribadinya atau hal- hal yang ia ketahui ( Arikunto, 2002: 128 ). Metode angket ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan pengunaan fasilitas free hotspot. Sehingga mengetahui bagaimana pemanfaatan fasilitas tersebut langsung dari responden. Responden yang bersngkutan dalam hal ini adalah mahasiswa, dosen/ karyawan.
Kelebihan metode angket yaitu:  (1) tidak memerlukan hadirnya peneliti, (2) dapat dibagikan serentak kepada banyak responden, (3) dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar- benar sama, (4) angket tidak terlalu mengganggu responden karena pengisiannya ditentukan oleh responden sendiri, (5) biaya yang digunakan untuk membuat angket relative murah.
Kelemahan metode angket yaitu: (1) responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terjawab dan tidak terjawab, padahal sangat tidak mudah untuk memberikan lagi kepada responden, (2) angket tidak bisa digunakan kepada responden yang kurang bisa membaca dan menulis, (3) pertanyaan- pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan dengan salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapatkan penjelasan.

F.     Validitas Data

Validitas data sangat penting dalam proses pemaparan hasil penelitian, pembahasan, dan penarikan simpulan. Dengan adanya validitas data, maka analisis dan penarikan simpulan telah dilandasi oleh kebenaran, karena berasal dari data yang telah teruji kebenarannya.
Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik trianggulasi. Lexy J. Moleong (2000) menjelaskan bahwa teknik trianggulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dengan demikian, trianggulasi merupakan sebuah pandangan yang bersifat multiperspektif. Patton (dalam Sutopo, 2006:92) menyatakan ada empat macam teknik trianggulasi, yakni (1) trianggulasi data, (2) trianggulasi peneliti, (3) trianggulasi metodologis, dan (4) trianggulasi teoretis.
Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi data. Melalui trianggulasi data, peneliti menggunakan beberapa sumber data yang berbeda untuk mengetahui kebenaran suatu permasalahan. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan beragam sumber data yang berbeda-beda (Sutopo, 2006:93). Data diambil dari beberapa sumber, seperti mahasiswa, dosen/karyawan, dan situs apa saja yang diakses. Peneliti menggunakan sumber dari mahasiswa, dan situs yang diakses untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan fasilitas free hotspot oleh mahasiswa. Pada proses trianggulasi, informasi-informasi yang diperoleh dari data yang berbeda dibandingkan satu sama lain sebagai upaya konfirmasi. Data yang diperoleh dinyatakan valid atau terpercaya ketika hasil konfirmasi dari data yang berbeda dan melalui metode yang beragam menunjukkan keterangan yang sama.


G.    Teknik Analisis
Pada penelitian kualitatif, analisis data bersifat induktif, artinya penarikan simpulan yang bersifat umum dibangun dari data-data yang diperoleh di lapangan. H.B. Sutopo (2006) menjelaskan bahwa dalam prosesnya, analisis penelitian kualitatif dilakukan dalam tiga macam kegiatan, yakni (1) analisis dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data, (2) analisis dilakukan dalam bentuk interaktif, sehingga perlu adanya perbandingan dari berbagai sumber data untuk memahami persamaan dan perbedaannya, dan (3) analisis bersifat siklus, artinya proses penelitian dapat dilakukan secara berulang sampai dibangun suatu simpulan yang dianggap mantap. Dengan demikian, analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang, dan terus-menerus (Miles dan Huberman, 1992:20). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar