PENDAHULUAN
Latar Belakang
Musim
liburan merupakan waktu dimana orang-orang ingin mencari sesuatu untuk melepas
penat disaat mereka sedang bekerja atau melakukan kegiatan lainnya. Biasanya
yang menjadi tujuan mereka adalah tempat-tempat yang memberi kenyamanan dan
menghilangkan rasa penat yang selama ini membebaninya. Obyek wisata merupakan salah satu
alternatif bagi setiap orang untuk menghabiskan masa
liburan bersama keluarga.
Kebanyakan seseorang apabila menghabiskan liburannya hanya berkunjung
ketempat-tempat yang sudah terkenal dan biasa dikunjungi oleh banyak orang, dikarenakan selain tempat itu sudah terkenal menarik sarana
dan prasarananya pun mampu memberi kenyamanan bagi setiap pengunjung yang datang. Disisi lain obyek wisata yang seharusnya memiliki
potensi sama kurang dikenal oleh banyak orang, karena sedikit sekali orang yang menyadari bahwa Indonesia
mempunyai banyak potensi yang dimiliki oleh obyek wisata kecil yang tidak kalah jauh dengan
obyek wisata yang sudah ternama.
Indonesia merupakan Negara yang mempunyai
banyak potensi, baik dari sektor alam yang memilki sejuta macam keindahan dan
mengundang kekaguman maupun kebudayaan
yang berbeda-beda dari daerah satu dengan daerah lainya. Dimana kebudayan itu memiliki
keunikan dan ciri khas yang berbeda-beda. Potensi-potensi yang sangat besar
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dari masing-masing sektor tersebut memiliki
daya tarik bagi wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri untuk datang mengunjungi daerah tersebut.
Dalam pengembangan potensi obyek wisata
yang ada di Indonesia pemerintah hanya memperhatikan obyek wisata
yang sudah ternama, kekurangan-kekurangan yang ada
dalam obyek wisata besar cenderung segera diperbaiki. Vasilitas serta
pengolahan yang super ekstra dilakukan guna menarik minat
pengunjung agar mau mendatangi tempat tersebut.
Potensi-potensi yang ada pada obyek wisata kecil dan belum ternama cenderung tidak diperhatikan
karena obyek wisata tersebut dianggap tidak layak dikunjungi
atau terkesan biasa-biasa
saja dikarenakan tempat tersebut tidak mampu
menarik banyak pegunjung untuk mendatanginya
sehingga sarana dan prasarana serta pengelolaannya terkesan biasa dan tidak terawat dengan baik.
Banyak orang berfikir untuk dapat
mngembangkan obyek wisata haruslah dengan membangun sarana dan prasana yang
membutuhkan biaya yang sangat besar sehingga terkesan menarik bagi para
pengunjung. Tidak dapat dipungkiri bahwa sarana dan prasarana merupakan faktor
utama pengunjung memilih obyek wisata terseebut sebagai tujuannya, walaupun begitu menarik suatu obyek wisata tanpa
adanya sarana dan prasarana yang memadai
membuat setiap orang malas menuju daerah tersebut.
Pengembangan potensi obyek wisata lewat
sarana dan prasarana memang penting akan tetapi kami memiliki gagasan pengembangan potensi wisata yang cenderung lebih ekonomis dan mampu
memilki daya tarik yang cukup besar yakni kebudayaan sebagai salah satu
alternativf pengembangan
obyek wisata. Selain mengembangkan potensi wisata kita dapat melestarikan kebudayaan setempat.
Rumuan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di
atas maka dapat diambil rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana menciptakan daya
tarik bagi masyarakat untuk mengunjungi obyek wisata melalui kebudayaan yang
ada?
2. Apa
pengaruh kebudayaan yang terdapat pada obyek wisata terhadap para pengunjung?
3. Bagaimana
cara mengembangkan obyek wisata dengan kebudayaan yang ada?
Tujuan
Penulisan
Tujuan
dari penulisan karya tulis ini adalah :
1. Mengembangkan obyek wisata
kecil dan belum terkenal.
2. Mengenalkan obyek wisata kecil dan belum terkenal melalui kebudayaan.
3. Melestarikan kebudayaan khas daerah tersebut.
Manfaat Penulisan
Beberapa
manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan karya tulis ini yaitu:
1. Mengurangi pengangguran di
daerah tersebut karena adanya pengembangan potensi obyek wisata.
2. Memberikan alternatif tujuan
wisata terhadap masyarakat umum.
3. Memajukan kebudayaan dan
wilayah di daerah sekitar obyek
wisata
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Obyek Wisata
Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang
Kepariwisataan Bab I Pasal 1 ; dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan
perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela
serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata
Jadi pengertian wisata mengandung unsur yaitu :
1.
Kegiatan
perjalanan;
2.
Dilakukan
secara sukarela;
3.
Bersifat
sementara;
4.
Perjalanan
itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik
wisata.
Pengertian objek dan daya tarik wisata menurut
Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 yaitu yang menjadi sasaran perjalanan wisata
yang meliputi :
1.
Ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti
: pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis,
serta binatang-binatang langka.
2.
Karya
manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni
budaya, wisata agro (pertanian), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman
rekreasi, dan tempat hiburan.
3.
Sasaran
wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan
kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah,
tempat-tempat ziarah dan lain-lain.
Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan
dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu,
memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas,
berziarah dan lain-lain (James J.Spillane,1982:20)
Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru
yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja,
peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor
produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga
merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan
cinderamata, penginapan dan transportasi (Menurut Salah Wahab,1975:55)
Sedangkan pengertian Kepariwisataan menurut
Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 pada bab I pasal 1, bahwa Kepariwisataan
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.
Artinya semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan,
pengaturan, pelaksanaan, pengawasan, pariwisata baik yang dilakukan oleh
pemerintah, pihak swasta dan masyarakat disebut Kepariwisataan.
Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan
langsung terhadap kemajuan kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan
pelabuhan (laut atau udara), jalan-jalan raya, pengangkutan setempat,program
program kebersihan atau kesehatan, pilot proyek sasana budaya dan kelestarian
lingkungan dan sebagainya. Yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan
kesenangan baik bagi masyarakat dalam lingkungan daerah wilayah yang
bersangkutan maupun bagi wisatawan pengunjung dari luar. Kepariwisataan juga
dapat memberikan dorongan dan sumbangan terhadap pelaksanaan pembangunan
proyek-proyek berbagai sektor bagi negara-negara yang telah berkembang atau
maju ekonominya, dimana pada gilirannya industri pariwisata merupakan suatu
kenyataan ditengah-tengah industri lainnya. (Nyoman S. Pendit,2003:33).
Hakikat kebudayaan
Kebudayaan adalah kesenian, hukum,
adat istiadat dan setiap kemampuan lain dan kebiasaan yang dimiliki oleh
manusia sebagai anggota suatu masyarakat. Misalnya: dari
alat-alat yang paling sederhana seperti asesoris perhiasan tangan, leher dan
telinga, alat rumah tangga, pakaian, system computer, non materil adalah
unsur-unsur yang dimaksudkan dalam konsep norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan
/ keyakinan serta bahasa.
Definisi
kebudayaan di atas seolah bergerak dari suatu kontinum nilai kepercayaan kepada
perasaan dan perilaku tertentu. Perilaku tertentu. Perilaku tersebut merupakan
model perilaku yang diakui dan diterima oleh pendukung kebudayaan sehingga
perilaku itu mewakili norma-norma budaya.
Kebudayaan
dalam Pandangan Sosiologi, Bagaimana para sosiolog mendefinisikan kebudayaan
Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari interaksi sosial antar manusia dalam
masyaralat mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut:
1.
Keseluruhan
(total) atau pengorganisasian way of life termasuk nilai-nilai, norma-norma,
institusi, dan artifak yang dialihkan dari satu generasi kepada generasi
berikutnya melalui proses belajar (Dictionary of Modern Sociology).
2.
Kebudayaan
adalah Pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi social Semua perilaku
dan semua produk yang dihasilkan oleh seseorang sebagai anggota suatu
masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis (Francis Merill).
3.
Kebudayaan.
adalah sesuatu yang terbentuk oleh Pengembangan dah transmisi dari kepercayaan
manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya symbol bahasa sebagai
rangkaian simbol. yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara
para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang diharapkan
dapat ditemukan di dalam media, pernerintahan, institusi agama, sistem
pendidikan dan semacam itu (Bounded Et.Al,1989).
Setelah kita mengetahui bebrapa
definisi dari kebudayaan sekarang kita akan memahami unsur-unsur dari
kebudayaan itu sendiri. Menurut Bronislaw Malinowski unsur-unsur kebudayaan
meliputi 4 unsur pokok yang meliputi:
1.
Sistem norma sosial yang memungkinkan kerjasama antara anggota masyarakat
untuk menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya
2.
Organisasi ekonomi
3.
Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas untuk pendidikan
4.
Organisasi kekuatan
Selain unsur-unsr diatas kebudayaan
memiliki beberapa wujud. Sedangkan wujud dari kebudayaan itu sendiri meliputi
1.
Gagasan
Wujud ideal dari kebudayaan adalah kebudayaan yang
berbentuk kumpulan ide-ide, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya
yang bersifat abstrak. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau
pemikiran warga masyarakat.
2.
Aktifitas atau tindakan
Aktifitas adalah wujud dari kebudayaan sebagai suatu
tindakan berpola dari manusia masyarakat itu sendiri, wujud ini sering pula
disebut sebagai sistem sosial yang terdiri dari interaksi sosial dan kontak
sosial
3.
Artefak atau karya
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil
dari aktifitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat yang berupa
benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
METODE PENULISAN
Pendekatan Penulisan
Pendekatan
yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah deskriptif kualitatif
berdasarkan kajian kepustakaan. Pemilihan pendekatan ini diharapkan dapat
memberikan gambaran secara cermat mengenai keadaan atau gejala tertentu pada
objek kajian. Dalam hal ini penulis berusaha membuat deskripsi tentang
kebudayaan sebagai salah satu alternatif pengembangan potensi obyek wisata.
Sumber penulisan
Dalam penulisan karya ilmiah ini kami mencari sumber dari buku-buku dan artikel yang ada dalam internet selain
itu kami juga mengadakan ovservasi, wawancara dan dokmentasi guna memperkuat
dalam penulisan karya ilmiah ini.
Sasaran penlisan
Sasaran yang kami tuju dalam penulisan
karya ilmiah ini adalah obyek wisata dan kebudayaan yang ada di Indonesia pada umumnya dan di Jawa Tengah pada
khususnya yakni
dengan cara pengembangan potensi obyek wisata dengan kebudayaan.
Tahapan penulisan
Tahap tahap dalam penulisan ini
sendiri secara umum dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Pengumpulan
Data
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah :
a. Observasi
Langkah pertama yang kami lakukan
dalam pengumpulan data adalah melakukan obervasi di salah satu obyek wisata
kecil yakni sendang coyo guna mengetahui potensi yang terdapat didaerah sendang coyo. Selain itu observasi
yang kami lakukan juga bertujuan untuk mengkaji seberapa besar obyek wisata
sendng coyo mampu menarik minat masyarakat.
b. Wawancara
Selain
ovservasi kami juga mengadakan
wawancara terhadap pihak terkait guna menjadi sumber pendukung dalam penulisan
karya ilmiah ini.
c. Dokumentasi
Pada
tahap ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara observasi pada obyek
wisata tersebut dan mendokumentasikannya sebagai sumber kajian dalam penulisan
karya ilmiah.
d. Studi Pustaka
Berdasarkan
permasalahan yang muncul maka penulis melakukan pencarian sumber-sumber pustaka
yang relevan dengan tema yang kami ambil dari artikel yang kami unduh dari
internet. Sumber-sumber pustaka yang diperoleh kemudian dipelajari dan
dituangkan dalam kajian pustaka sebagai teori yang mendasari pembahasan dan
permasalahan yang dikaji.
2.
Menemukan dan Merumuskan Masalah
Berdasarkan
kajian pustaka dan ovservasi yang kami laksanakan, tim kami berhasil mengamati
dan menemukan gagasan yakni memanfaatkan kebudayaan sebagai salah satu
alternatif pengembangan potensi obyek wisata. Dari perumusan masalah tesebut.
Tim kami menganalisis bagaimana agar kebudayaan mampu menjadi salah satu
alternaeif pengembangan obyek wisata.
3. Analisis
Data
Kegiatan
analisis dilakukan dengan pendekatan teoritik berdasarkan hasil kajian pustaka. Proses analisis data yang
dilakukan dalam penulisan karya tulis ini mencakup reduksi data dan sajian
data.
Analisis reduksi
data dilakukan dengan menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan yang telah
telah diperoleh berdasarkan sumber pustaka. Analisis ini dilakukan guna
mempertegas, meringkas, memfokuskan dan membuang data yang tidak penting agar
kesimpulan dapat diambil.
Setelah
melakukan reduksi data kemudian penulis melaksanakan tahap sajian data. Pada
tahap ini penulis menyusun informasi hasil dari tahap reduksi data kemudian
menyajikannya secara lengkap baik data yang diperoleh dari studi pustaka,
maupun dokumentasi kemudian dianalisis sesuai dengan kategori dalam
permasalahan yang ada guna memperoleh data yang jelas dan sistematis. Data ini
kemudian digunakan sebagai rujukan dalam pembahasan dan penarikan simpulan.
4.
Merumuskan Pemecahan Masalah
Langkah ini
merupakan solusi dari tim kami atas rumusan masalah yang ada dan kami menyusun
semu ini secara sistematis.
5. Penarikan Kesimpulan
dan Saran
Pada tahap
penarikan Kesimpulan dan saran penulis menggunakan teknis induksi berdasarkan
uraian pada pembahasan. Berdasarkan pembahasan pula, penulis merumuskan
beberapa saran agar pihak-pihak yang terkait dapat mempertimbangkan solusi
permasalahan untuk dapat direalisasikan.
PEMBAHASAN
Kebudayaan
Sebagai Pengembang Obyek Wisata
Salah satu upaya pengembangan kepariwisataan
adalah dengan memanfaatkan potensi kepariwisataan. Adapun untuk menemukan
potensi kepariwisataan di suatu daerah orang harus mengacu pada apa yang dicari
oleh wisatawan. Umum diketahui bahwa modal atraksi yang menarik kedatangan
wisatawan itu ada tiga, yakni: alam, kebudayaan, dan manusia itu sendiri.
Keberadaan obyek arkeologis pada situs-situs
purba di Indonesia yang menempati bentang lahan yang juga beragam, di tengah
lingkungan masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya-serta aktivitas
arkeologis yang menyangkut upaya penelitian dan pelestarian, harus juga
dipandang sebagai potensi kepariwisataan yang harus diberdayakan bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan. Bentuk wisata yang didasari motivasi atau maksud bepergian
wisatawan berkenaan dengan obyek tersebut, salah satunya adalah wisata minat
khusus.
Dalam pariwisata jelas diperlukan modal
kepariwisataan (tourism assets), atau sering juga disebut sumber kepariwisataan
(tourism resources). Suatu daerah atau tempat hanya dapat menjadi tujuan wisata
adalah dimana wisatawan akan datang berkunjung jika kondisinya sedemikian rupa,
sehingga ada yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata. Dengan kata
lain, yang disebut modal atau sumber kepariwisataan adalah apa yang dapat
dikembangkan menjadi daya tarik wisata.
Kita harus mampu mengenali modal kepariwisataan
yang dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat menahan wisatawan selama
berhari-hari dan dapat berkali-kali dinikmati, bahkan pada kesempatan lain
wisatawan mungkin akan kembali lagi ke tempat yang sama. Daya tarik yang
demikian itu dikenal sebagai daya tarik penahan. Sebaliknya ada juga daya tarik
yang hanya dapat menarik kedatangan wisatawan. Inilah yang dikenal sebagai daya
tarik penangkap wisatawan, yang cenderung hanya sekali dinikmati, kemudian
ditinggalkan lagi oleh wisatawan. Bila kita pandang Candi Prambanan di
perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah sebagai daya tarik
penangkap wisatawan, maka Pantai Parangtritis di sebelah selatan Yogyakarta
dapat dikategorikan daya tarik penahan wisatawan.
Dalam pembangunan pariwisata ada beberapa hal
yang harus mendapat perhatian. Yakni pembangunan wisata, kalau pembangunannya
berhasil akan menarik kedatangan wisatawan dalam jumlah besar namun harus
diingat pula akan timbulnya berbagai dampak polusi pada lingkungannya yang jauh
lebih besar. Hal ini sama dengan pembangunan daya tarik penahan wisatawan, yang
juga akan menimbulkan dampak yang jauh lebih besar daripada pembangunan daya
tarik penangkap wisatawan. Dampak dimaksud juga berkenaan dengan dampak yang
bersifat ekonomis.
Pembangunan pariwisata jelas berhubungan dengan
tipe wisatawan yang akan menjadi sasaran. Daya tarik penahan terutama cocok
untuk wisatawan rekreasi, sedang atraksi penangkap terutama sesuai dengan minat
wisatawan tamasya atau wisatawan budaya. Dengan kata lain penyesuaian
pembangunan atraksi wisata dan motif wisata itu juga berkenaan dengan pilihan apakah
modal wisata tertentu itu akan dikembangkan diwilayah tersebut,
Jelas bahwa untuk mengembangkan potensi obyek
wisata yang ekonomis dengan cara menghidupkan budaya guna menarik masyarakat
untuk mengunjungi wilayah tersebut. Selain dapat memaksimalakan potensi wisata
hal ini juga bisa melestarikan kebudayaan yang telah lama menjadi tradisi.
Jenis Kebudayan yang Bisa
Menjadi Alternatif Pengembangan Obyek
Wisata
Definisi kebudayaan di atas seolah bergerak dari
suatu kontinum nilai kepercayaan kepada perasaan dan perilaku tertentu.
Perilaku tertentu. Perilaku tersebut merupakan model perilaku yang diakui dan
diterima oleh pendukung kebudayaan sehingga perilaku itu mewakili norma-norma
budaya
Kebudayaan merupakan kebiasaan yang sering
dilakukan dalam kurun waktu tertentu dan merupakan kepercayaan yang melekat
erat dalam masyarakat tersebut. Obyek wisata yang ada dibeberapa daerah
khusunya derah pedesaan yang belum begitu terkenal biasanya memiliki tradisi
atau kebuayaan tertentu yang sering dilaukan oleh masyarakat sekitar obyek
wisata tersebut.
Dalm hal ini kami mengambil contoh dan
mengadakan opsevasi pada byek wisata sendang coyo. Dimana tempat itu merupakan sumber mata air yang airnya mengalir terus
menerus tanpa pernah kering. Sendang coyo terletak di Dukuh Coyo, Desa Mluwa
karantalun, Kecamatan Grobogan.
Menurut kisah orang-orang sektar sendang coyo
beramula dari kisah Sunan Kalijaga yang sedang mengadakan perjalanan untuk membut masjid demak bersama
rombonganya, ditengah perjalanan Sunan Kalijaga beristirahat karena cuaca yang panas. Karena jatah minum rombongan telah habis dan murid-muridnya mencari air tidak
dapat-dapat maka sunan kalijaga menancapkan sebuah tongkat kedalam tanah dan
setelah tongkat itu tercabut maka keluarlah sumber mata air yang tak
habis-habis. Krena lokasinya dan airnya tak habis-habis maka orang-orang sekitar menyebut tempat itu sendang sedangkan air ditempat itu
sangat jernih sehingga saat kena sinar Matahari kelihatan bercahaya maka tempat tersebut dikenal dengan sebuan sendang coyo.
Kebudayan disini yang sangat menarik adalah
ketika malam jum’at legi selalu ada ritual yang sangat unik, ratusan orang
berbondong-bondog menuju tempat itu dengan tujuan yang berbeda-beda karena
sudah menjadi tradisi dan kebudayan masyarakat tersebut kalau hari itu datang
maka ritual itu dilakukan kadang dalam
acara tersebut juga ada hiburan tersendiri.
Hal ini terjadi karen masarakat tersebut
memiliki mitos bahwa barang siapa yang mandi diderah tersebu akan awet muda
selain itu pada malam itu juga ada tradisi memandikan benda pusaka agar keampuhan benda pusaka tersbut
tidak luntur.
Terlepas dari itu semua kebudayan yang terjadi
pada acara ini mengundang ratusan orang berbondong-bondong ketempat
tersebut,apabila hal ini dikelola dengan baik tak khayal bisa menjadi satu tujuan wisata tahunan selain itu apabila
tempat tersebut dikelola dengan baik diakhir pekan juga bisa menjadi jadwal
baru untuk tujuan liburan akhir pekan karena keunikan dari budaya tersebut.
Langah Pengembangan Potensi Wisata Melalui
Kebudayaan
Tidak semua obyek wisata memliki asal usul dan
kebuayaan karena kebudayaan ini hanya terdapat pada obyek wisata yang alami
sedangkan obyek wisata ciptaan manusia sekarang tidak memliki mitos legenda secara tradisi kebudayaan yang bias menjadi alternative
pengembangan obyek wisata.
Tindakan yang
harus dilakukan pertama adalah perbaikan sarana dan prasarana yang layak selain itu akses transportasi yang berupa jalan harus lancar, setelah itu langkah
selanjutnya adalah mengenalkan lagi kebudyaan itu kemasarakat dan menghidupkan lagi
serta apabila kebudyaan itu digelar bisa diramaikan dengan hiburan kebudayan
khas daerah. Disini kita ambil contoh seperti yang ada diatas.
Sendang coyo adalah obyek wisata alam yang
berupa sumber air yang terus menerus mengalir. Daerah tersebut terletak
dipinggir hutan dan akses menuju tempat tersebut relative sulit karena jalan
yang harus dilewati sebagian rusak berat.
Langkah awal yang harus dilakukan dalam
pengembangan potensi sendang coyo adalah dengan
cara memperbaiki jalan yang rusak,karena jalan merupakan akses utama menuju
tempat tersebut. Apabila jalan dibangun dengan baik maka pengunjung atau
masyarakat yang ingin berwisata ketempat tersubut tidak malas Karena akses jalan menuju tempat tersebut sudah biasa dilewati
dengan nyaman.
Langkah kedua adalah perbaikan sarana
dan prasarana ditempat tersebut. Hal ini juga penting dilakukan karena
sarana dan prasarana juga mempengaruhi kenyamanan pengunjung untuk menikmati
tempat tersebut. Di sendang coyo sudah ada sarana
diantaranya masjid dan kamar mandi akan tetapi seharusnya sarana dan prasarana
harus biasa ditambah lagi guna memberi kenyamanan pengunjung diantaranya menambah sarana bermain anak disekitar obyek wisata serta taman
dan tempat duduk yang lebih baik selain itu pengelolaan
yang baik terhadap sarana yang ada dan keamanan yang terjamin juga membut
pengunjung bisa lebih tenang lagi dalam berwisata.
Langkah terakhir adalah pengenalan potensi yang dimiliki sendang coyo dengan kebudayaan yang ada didaerah tersebut. Di sendang coyo kebiasaan tersebut hanya dilakukan setahun
sekali yakni pada saat hari jum’at legi dibulan suro. Seharusnya apabila
pemerintah bisa mengelola kebudayaan tersebut, kebudayaan tersebut bisa dilakukan sebulan sekali tanpa
harus menunggu kedatangan bulan suro guna menarik minat pengunjung.
Singkatnya saat bulan suro ada pagelaran
kebudayan besar akan tetapi dihari malam jum’at legi yang lain dibuat adanya
pegelaran kebudayaan yang kecil guna menrik minat dari pengunjung. Kebudayaan
tersebut bisa diisi pertunjukan hiburan lain yang bersifat tradisional guna melestarikan kebudayaan leluhur
yang diantaranya ketoprak wayang kulit serta hiburan lainya. Dimana dana yang digunakan untuk menampilkan hiburan
dengan pembelian tiket masuk obyek wisata tersebut.
Peran Obyek Wisata dalam Mengurangi Angka Pengangguran
Obyek wisata memiliki potensi besar seperti yang
dijelaskan diatas, selain hal tersebut diatas potensi lainya adalah dengan
pengembangan obyek wisata dapat mengurangi angka penganggurn masarakat sekitar
obyek wisata tersebut.
Angka pengganguran ini dapat berkurang dengan
cara yakni penduduk sekitar lokasi bisa membuka warung makan disekitar obyek
wisata tersebut. Selain mengurang penggangguran bagi dirinya sendiri disini
pemilik warung juga bisa mengmbil karyawan guna membantunya dalam berdagang.
Selain itu hal ini juga memberi peluang pada pedagang asongan atau pedagang kecil untuk menjajakkan daganganya didaerah tersebut.
Potensi area prkir juga bisa mejadikan mata pencarian yang baru dimana hasilnya juga
cukup besar. Disini potensi parkir tidak berdiri sendiri akan tetapi sudah
bekerja sama dengan penjualan tiket masuk jadi secara
jelasnya tiket sudah termasuk area parkir, sehingga petugas parkir bisa mengambil gajinya dipenjualan loket dengan sistem tergantung kesepakatan masing-masing.
Selain itu juga penjualan pernak-pernik dan kerjina tangan juga biasa mengurangi
angka pengangguran dengan sistem sebagai berikut. Masing-masing rumah tangga membuat pernak-pernik
dan kerajinan yang akan dikelola oleh koprasi selanjutnya dari koprasi mengolah
pernak-pernik itu untuk dipasarkan oleh para anggota koprasi dengan menjualnya disekitar obyek wisata tersebut.
Kelebihan dan Kekurangan Kebudayaan Sebagai Pengembangan Obyek wisata
Ibarat tiada gading yang tak
retak, begitu juga dengan gagasan ini yakni memiliki beberapa kekuranganan dan
beberapa kelebihan dan dengan kedepannya kami berusaha meminimalisir kekurangan
yang ada dalam gagasan kami. Kelebihan dan kekurangan dari gagasan kami
diantaranya
Kelebihan
1. Memiliki potensi untuk menarik
banyak wisatawan
2. Mengenalalkan obyek wisata
kecil
3. Dapat melestarikan budaya
nenek leluhur
4. Memajukan daerah sekitar
Kekurangan
1. Sarana dan prasarana
masing-masing obyek yang berbeda dan belum tentu mendukung
2. Generasi muda yang kurang
antusias dengan kebudayaan kuno
3. Kebudayaan tersebut hanya
terjadi beberapa waktu sekali dan waktunya relatif lama.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru
yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja,
peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor
produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga
merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata,
penginapan dan transportasi.
Definisi kebudayaan selalu bergerak dari suatu
kontinum nilai kepercayaan kepada perasaan dan perilaku tertentu. Perilaku
tertentu. Perilaku tersebut merupakan model perilaku yang diakui dan diterima
oleh pendukung kebudayaan sehingga perilaku itu mewakili norma-norma budaya.
Salah satu upaya pengembangan kepariwisataan
adalah dengan memanfaatkan potensi kepariwisataan. Adapun untuk menemukan
potensi kepariwisataan di suatu daerah orang harus mengacu pada apa yang dicari
oleh wisatawan. Umum diketahui bahwa modal atraksi yang menarik kedatangan
wisatawan itu ada tiga, yakni: alam, kebudayaan, dan manusia itu sendiri.
Dari pernyataan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kebudayaan mampu menarik
minat wisatawan untuk mengunjungi tempat wisata yang ada karena selain melepas stres dengan refresing wisatawan dapat pula menikmati
kebudayaan asli daerah tersebut.
Selain memajukan potensi wisata
”kebudayaan sebagai salah satu alternatif pengembngan obyek wisata” juga bisa
melestarikan kebudayaan leluhur dan mengurangi pengangguran diderah tersebut
Saran
Berdasarkan pembahasan dan simpulan diatas, maka saran yang dapat kami sampaikan
adalah adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang kebudayaan sebagai salah
satu alternatif pengembangan potensi obyek wisata. Peran serta pemerintah serta
masyarakat untuk mewujudkan gagasan kami sangatlah penting guna memperlancar
program ini.
DAFTAR PUSTAKA
2) Yudhim. 2008. pengertian-Kebudayaan.Html.
http:// Blogspot.com (11 Juni 2009)
3) Wisata dan Budaya. 2009.
Situs-dan-Aktivitas-Arkeologis-Bagi.Html. http://.Blogspot.com (11 Juni 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar