BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Kabupaten
Grobogan adalah salah satu kabupaten terluas di jawa tengah. Mayoritas penduduk
memiliki profesi sebagai petani, hal ini di karenakan area persawahan di
wilayah ini sangat luas. Secara umum tumbuhan yang sering di tanam adalah padi,
kedelai, jagung dan tembakau. Selain area sawah yang luas, biasanya masyarakat
Grobogan membuat rumah dengan pekarangan yang luas pula.
Pemanfaatan
tanah di wilayah Grobogan belum bias tertangani secara maksimal, terutama tanah
pekarangan rumah. Biasanya pekarangan rumah di manfaatkan sebagai tempat
menjemur pakaian, ternak di siang hari atau bahkan mungkin di kosongkan. Ada
beberapa orang yang mungkin sudah bias memanfaatkan pekarangan rumahnya.
Biasanya orang tersebut memanfaatkanya dengan menanami tumbuhan seperti :
pisang, ketela, sayuran, serta tanaman TOGA secara sederhana.
Pemanfaatan
tanah yang kurang maksimal membuat saya mencetuskan ide “system menanam sambil
menabung”. Dengan system ini kita lebih bisa memanfaatkan pekarangan tersebut
sehingga bernilai ekonomis. Adapun yang di sebut system menanam sambil menabung
ialah memanfaatkan lahan kosong untuk di tanami tumbuhan sehingga kita bisa
mengambilnya sewaktu waktu.
System
menanam sambil menabung bisa di lakukan untuk berbagai macam tumbuhan. Dalam
hal ini saya akan mencoba mengembangkan jahe raksasa. Mengapa jahe raksasa??
Tentu saya akan menjawab, selain bernilai ekonomi tinggi, jahe raksasa
merupakan hasil karya saya yanag belum di ketahui orang. Lebih ianjut saya
meyakinkan jahe ini dapat tumbuh hingga kurang lebih 50 cm.
Mungkin
anda tidak percaya kalau ada jahe yang tumbuh hingga kurang lebih 50
cm.berdasarkan pengetahuan saya jahe adalah satu satunya tanaman yang cadangan
makanannya mengikuti tunas. Hal ini memungkinkan jahe bisa tumbuh menjadi raksasa.#
B. Rumusan
masalah
1.
Apa itu jahe?
2.
Bagaimana cara budidaya secara umum?
3.
Bagaimana cara perawatan jahe?
4.
Apa manfaat jahe?
5.
Bagaimana cara penanaman jahe raksasa?
C. Tujuan
1. Mengetahui
pengertian jahe
2. Mengetahui
cara budidaya jahe
3. Mengetahui
cara perawatan jahe
4. Mengetahui
manfaat jahe
5. Mengetahui
penemuan jahe raksasa dan cara menanamnya
BAB
II
ISI
A. Pengertian Jahe
Jahe (Zingiber
officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai
rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di
ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron. Jahe termasuk suku
Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh
dari kata Yunani zingiberi, dariBahasa
Sanskerta
Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga
100 cm. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga
kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm
dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai daun berbulu halus.
Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur
dengan panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga
bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga
dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua.
B. Cara
Budidaya Jahe Secara Umum
Bibit
berkualitas adalah bibit yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik
(persentase tumbuh tinggi), dan mutu fisik. Mutu fisik adalah bibit bebas hama
dan penyakit. Rimpang untuk dijadikan benih, sebaiknya mempunyai 2 -
3 bakal mata tunas dengan bobot sekitar 25 - 60 g untuk jahe putih besar, 20 -
40 g untuk jahe putih kecil dan jahe merah. Kebutuhan benih
per ha untuk jahe putih besar (panen tua) membutuhkan benih 2
- 3 ton/ha dan 5 ton/ha untuk jahe putih besar panen muda. Sedangkan jahe merah
dan jahe emprit 1 – 1,5 ton.
a. Teknik
Penyemaian Bibit
Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman
seragam, bibit jangan langsung ditanam sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan.
Penyemaian bibit dapat dilakukan dengan peti kayu atau ditaruh di atas
bedengan.
b. Penyemaian
pada peti kayu
Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur
sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan.
Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5
mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya potongan bakal bibit tersebut
dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan
fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1 menit kemudian keringkan. Setelah
itu dimasukkan kedalam peti kayu. Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu
sebagai berikut: pada bagian dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis,
kemudian diatasnya diberi abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya
sehingga yang paling atas adalah abu gosok atau sekam padi. Setelah 2-4 minggu,
bibit jahe siap disemai.
c. Penyemaian
pada bedengan
Buat rumah penyemaian sederhana ukuran
10 x 8 m untuk menanam bibit 1 ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha). Buat
bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm. Rimpang bakal bibit disusun pada
bedengan jerami lalu ditutup jerami, diatasnya diberi rimpang tutup dengan
jerami, demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan lapis rimpang dengan
bagian atas berupa jerami. Perawatan bibit pada bedengan dapat dilakukan dengan
penyiraman setiap hari dan sesekali disemprot dengan fungisida. Setelah 2
minggu, biasanya rimpang sudah bertunas. Bila bibit bertunas dipilih agar tidak
terbawa bibit berkualitas rendah. Bibit hasil seleksi itu dipatah-patahkan
dengan tangan dan setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan beratnya 40-60
gram.
d. Penyiapan
Bibit
Sebelum ditanam, bibit harus dibebaskan
dari ancaman penyakit dengan cara bibit tersebut dimasukkan ke dalam karung dan
dicelupkan ke dalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit dijemur 2-4
jam, barulah ditanam.
e. Pembukaan
Lahan
Pengolahan tanah diawali dengan dibajak
sedalam kurang lebih dari 30 cm dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi tanah
yang gembur atau remah dan membersihkan tanaman pengganggu. Setelah itu tanah
dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap serta bibit penyakit dan hama
akan mati terkena sinar matahari. Apabila pada pengolahan tanah pertama
dirasakan belum juga gembur, maka dapat dilakukan pengolahan tanah yang kedua
sekitar 2-3 minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan pupuk kandang dengan
dosis 1.500-2.500 kg/Ha.
f. Pembentukan
Bedengan
Pada daerah-daerah yang kondisi air
tanahnya jelek dan sekaligus untuk encegah terjadinya genangan air, sebaiknya
tanah diolah menjadi bedengan-bedengan engan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar
80-100 cm, sedangkan anjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.
g. Pengapuran
Pengapuran dilakukan pada saat
pembentukan bedengan. Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar unsur-unsur
hara didalamnya, Terutama fosfor (p) dan calcium (Ca) dalam keadaan tidak
tersedia atau sulit diserap. Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi media
perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp dan pythium sp.
Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium yang sangat diperlukan tanaman
untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang pembentukan bulu-bulu
akar, mempertebal dinding sel buah dan merangsang pembentukan biji.
h. Penentuan
Pola Tanaman
Pembudidayaan jahe secara monokultur
pada suatu daerah tertentu memang dinilai cukup rasional, karena mampu
memberikan produksi tinggi. Namun di daerah, pembudidayaan tanaman jahe secara
monokultur kurang dapat diterima karena selalu menimbulkan kerugian. Penanaman
jahe secara tumpangsari dengan tanaman lain mempunyai keuntungan-keuntungan
sebagai berikut :
·
Mengurangi kerugian yang disebabkan naik
turunnya harga.
·
Menekan biaya kerja, seperti: tenaga
kerja pemeliharaan tanaman.
·
Meningkatkan produktivitas lahan.
·
Memperbaiki sifat fisik dan mengawetkan
tanah akibat rendahnya pertumbuhan gulma (tanaman pengganggu).
Praktek di lapangan, ada jahe yang
ditumpangsarikan dengan sayursayuran, seperti ketimun, bawang merah, cabe
rawit, buncis dan lain-lain. Ada juga yang ditumpangsarikan dengan palawija,
seperti jagung, kacang tanah dan beberapa kacang-kacangan lainnya.
i.
Pembutan Lubang Tanam
Untuk menghindari pertumbuhan jahe yang
jelek, karena kondisi air tanah yang buruk, maka sebaiknya tanah diolah menjadi
bedengan-bedengan. Selanjutnya buat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 3-7,5
cm untuk menanam bibit.
j.
Cara Penanaman
Cara penanaman dilakukan dengan cara
melekatkan bibit rimpang secara rebah ke dalam lubang tanam atau alur yang
sudah disiapkan. Jarak tanam yang digunakan untuk penanaman jahe putih
besar yang dipanen tua adalah 80 cm x 40 cm atau 60 cm x 40 cm, jahe putih
kecil dan jahe merah 60 cm x 40 cm.
k. Perioda
Tanam
Penanaman jahe sebaiknya dilakukan pada
awal musim hujan sekitar bulan September dan Oktober. Hal ini dimungkinkan
karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak untuk
pertumbuhannya.
C. Pemeliharaan
Tanaman
a. Penyulaman
Penylaman
dilakukan pada umur 2–3 minggu setelah tanam.
b. Penyiangan
Penyiangan pertama dilakukan ketika
tanaman jahe berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali.
Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yang tumbuh. Namun setelah jahe
berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab pada
umur tersebut rimpangnya mulai besar.
c. Pembubunan
Tanaman jahe memerlukan tanah yang
peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik, maka tanah harus
digemburkan. Disamping itu tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe yang
kadang-kadang muncul ke atas permukaan tanah. Apabila tanaman jahe masih muda,
cukup tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30
cm. Pertama kali dilakukan pembumbunan pada waktu tanaman jahe berbentuk rumpun
yang terdiri atas 3-5 anakan, umumnya pembubunan dilakukan 2-3 kali selama umur
tanaman jahe. Namun tergantung kepada kondisi tanah dan banyaknya hujan.
D. Pemupukan
a. Pemupukan
Organik
Pada budidaya
jahe secara
organik yang tidak menggunakan bahan kimia termasuk pupuk buatan dan
obat-obatan, maka pemupukan secara organik yaitu dengan menggunakan pupuk
kompos organik atau pupuk kandang dilakukan lebih sering disbanding kalau kita
menggunakan pupuk buatan. Adapun pemberian pupuk kompos organik ini dilakukan
pada saat pembuatan guludan sebagai pupuk dasar sebanyak 60 – 80 ton per hektar
yang ditebar dan dicampur tanah olahan. Untuk menghemat pemakaian pupuk kompos
dapat juga dilakukan dengan jalan mengisi tiap-tiap lobang tanam di awal
pertanaman sebanyak 0.5 – 1kg per tanaman. Pupuk susulan selanjutnya dilakukan
pada umur 2 – 3 bulan, 4 – 6 bulan, dan 8 – 10 bulan. Adapun dosis pupuk
susulan sebanyak 2 – 3 kg per tanaman. Pemberian pupuk kompos ini biasanya
dilakukan setelah kegiatan penyiangan dan bersamaan dengan kegiatan pembubunan.
Apabila kita akan menggunakan pupuk kimia, maka pupuk organik cukup diberikan
pada saat pemupukan dasar dengan dosis 15-20 ton/ha.
b. Pemupukan
Kimia
Selain pupuk dasar (pada awal
penanaman), tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan kedua (pada saat tanaman
berumur 2-4 bulan). Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk buatan (urea 20
gram/pohon, TSP 10 gram/pohon, dan ZK 10 gram/pohon).
c. Pengairan
dan Penyiraman
Tanaman Jahe tidak memerlukan
air yang terlalu banyak untuk pertumbuhannya, akan tetapi pada awal
petumbuhannya tanaman jahe membutuhkan air
yang cukup, sehingga saat memulai budidaya jahe diusahakan
penanaman pada awal musim hujan sekitar bulan September.
Beberapa penyakit penting pada tanaman jahe yang
umum dijumpai, terutama jahe putih besar,
adalah layu bakteri (Ralstonia solanacearum), layu fusarium (Fusarium
oxysporum), layu rizoktonia (Rhizoctonia solani), nematoda (Rhodopolus similis)
dan lalat rimpang (Mimergralla coeruleifrons,Eumerus figurans) serta kutu
perisai (Aspidiella hartii). Penyemprotan pestisida sebaiknya dilakukan mulai
dari penyimpanan bibit dan pada saat pemeliharaan dengan interval 14 hari
sekali. Penyemprotan pestisida pada fase pemeliharaan biasanya dicampur dengan
pupuk cair atau vitamin-vitamin yang mendorong pertumbuhan jahe
E. Manfaat
jahe
Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa
pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai minuman.
Jahe juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu
tradisional, diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng
dan sirup. Dewasa ini para petani cabe menggunakan jahe sebagai pestisida
alami. Dalam perdagangan jahe dijual dalam bentuk segar, kering, jahe bubuk dan
awetan jahe. Disamping itu terdapat hasil olahan jahe seperti: minyak astiri
dan koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan
pencampur dalam minuman beralkohol, es krim, campuran sosis dan lain-lain.
Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif
(peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah,
peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti
rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu.
F. Media
tanam dan keuntunganya
Hidrogel
adalah sebuah media tanam pengganti tanah yang banyak diminati masyarakat.
Hidrogel termasuk jenis media tanam anorganik yang bisa dengan mudah kita
temukan di pasarana. Media tanam hidrogel ini terbuat dari biji plastik atau
yang juga dikenal dengan bahan polimer yang berbentuk kristal. Media tanam
hidrogel ini apabila disentuh akan terasa lunak dan kenyal seperti agar - agar.
Media
tanam hidrogel ini memiliki beberapa kelebihan. Diantaranya adalah bisa
digunakan sebagai media untuk pembibitan dan bisa digunakan untuk media tanam
semua jenis tanaman yang diletakkan di dalam ruangan. Warna - warna media tanam
hidrogel yang menarik, seperti: biru, kuning, dan hijau akan membuat tampilan
tanaman dalam ruangin kita menjadi semakin indah dan menarik. Apalagi bila kita
menggunakan pot / gelas kaca yang transparan sehingga warna - warna cantik dari
hidrogel akan semakin kelihatan jelas.
Satu lagi
alasan mengapa media tanam hidrogel sangat diminati masyarakat adalah karena
harganya yang sangat terjangkau. Harga media tanam hidrogel ini berkisar
sekitar Rp 10.000,- untuk kemasan 10 gram. Untuk perawatan tanaman yang yang
ditanam dengan menggunakan media tanam hidrogel ini juga bisa dibilang cukup
mudah. Kita hanya perlu sesekali menyiram bagian permukaan daun atau juga
menggunakan pupuk yang diseprotkan ke permukaan daun.
Media
tanam hidrogel sebenarnya lebih baik bila digunakan sebagai media tanam untuk
jenis tanaman berbatang lunak. Media tanam hidrogel dapat menyimpan air dan
nutrisi dengan baik sehingga kita tidak perlu khawatir tanaman kita akan
kekurangan air. Apabila hidrogel sudah tampak menyusut, kita cukup
menyemprotkan air dengan menggunakan sprayer ke permukaan hidrogel.ukup sampai
hidrogel tampak basah saja. Jangan sampai tergenang. Dan bila hidrogel terlihat
kotor, kita bisa membersihkannya dengan cara mencuci dan merendam hidrogel ke
dalam air hangat selama kurang lebih 2 jam. Tiriskan hidrogel terlebih dahulu
sampai benar - benar kering, baru kemudian kita masukkan kembali ke pot/vas.
G.
Pembuatan jahe raksasa
Mari
kita membuat kejutan untuk Grobogan dengan berkebun. Ada satu ide saya yang
belum di kenal masyarakat, yaitu “JAHE RAKSASA” yang mempunyai hasil jahe
setinggi kurang lebih 50 cm.
Bahan
utama :
ü Jahe
gajah
Bahan
media :
ü Tanah
ü Sekam
ü Kotoran
sapi
ü Karung
goni
Pupuk
tambahan :
ü Urea
ü KCl
ü E4
Cara
membuat bibit :
Pertama
letakan jahe gajah pada area bebas dengan keadaan tanah yang lembab dan di
siram setiap pagi, setelah 4 – 5 hari akan terlihat beberapa tunas yang muncul,
lalu potong jahe mengikuti tunas.
Cara
menyiapkan media :
Campur
media tanah, kotoran sapi, dan sekam dengan perbandingan 1:1:2. Timbun media
tersebut selama seminggu.
Mari
kita buat jahe raksasa, pertama taruh media pada karung goni setinggi 15 cm,
lalu letakan 3 -4 bibit yang kita buat, tunggu hingga tunas tumbuh setinggi 15
cm, sesudah itu kita tibun hingga tertinggal 2 cm, lakukan cara ini terus
mennerus hingga karung penuh, nah jika sudah penuh kita tunggu pohon tumbuh
tinggi dan lebat, jahe ini bisakita panen setelah kir-kira 8 bulan.
Perawatan
jahe ini cukup mudah, kita hanya menjaga kelembaban tanah ketika jahe masih
dalam proses pertumbuhan, jika ingin pertumbuhan jahe lebih cepat kita bias
menambahkan pupuk KCl atau E4 (semacam
bakteri penyubur tanah), jika tanaman sudah tinggi dan lebat berarti tanaman
jahe mulai menyimpan cadangan makanan, dalam hal ini kita bias memberi pupuk
urea agar hasil buah bisa maksimal, setelah 8 bulan kita buat media kering agar
buah tidak terlalu banyak serat air.
Tau
gak mengapa aku menggunakan media ini?? Karena media ini tidak mengandung bahan
kimia, jadi tanaman ini tumbuh secara alami tanpa bahan yang berbahaya bagi
tubuh.
Bab
III
KESIMPULAN
Jahe
raksasa adalah salah satu cara alternative untuk mengatasi kekosongan tanah
yang belum bisa menghasilkan masukan tambahan. Dengan kita menenam jahe kita
bisa mengurangi lahan yang masih kosong, sekaligus kita bisa memiliki masukan
tambahan setiap kita panen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar