Senin, 19 Agustus 2013

Jahe Raksasa


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Kabupaten Grobogan adalah salah satu kabupaten terluas di jawa tengah. Mayoritas penduduk memiliki profesi sebagai petani, hal ini di karenakan area persawahan di wilayah ini sangat luas. Secara umum tumbuhan yang sering di tanam adalah padi, kedelai, jagung dan tembakau. Selain area sawah yang luas, biasanya masyarakat Grobogan membuat rumah dengan pekarangan yang luas pula.
Pemanfaatan tanah di wilayah Grobogan belum bias tertangani secara maksimal, terutama tanah pekarangan rumah. Biasanya pekarangan rumah di manfaatkan sebagai tempat menjemur pakaian, ternak di siang hari atau bahkan mungkin di kosongkan. Ada beberapa orang yang mungkin sudah bias memanfaatkan pekarangan rumahnya. Biasanya orang tersebut memanfaatkanya dengan menanami tumbuhan seperti : pisang, ketela, sayuran, serta tanaman TOGA secara sederhana.
Pemanfaatan tanah yang kurang maksimal membuat saya mencetuskan ide “system menanam sambil menabung”. Dengan system ini kita lebih bisa memanfaatkan pekarangan tersebut sehingga bernilai ekonomis. Adapun yang di sebut system menanam sambil menabung ialah memanfaatkan lahan kosong untuk di tanami tumbuhan sehingga kita bisa mengambilnya sewaktu waktu.
System menanam sambil menabung bisa di lakukan untuk berbagai macam tumbuhan. Dalam hal ini saya akan mencoba mengembangkan jahe raksasa. Mengapa jahe raksasa?? Tentu saya akan menjawab, selain bernilai ekonomi tinggi, jahe raksasa merupakan hasil karya saya yanag belum di ketahui orang. Lebih ianjut saya meyakinkan jahe ini dapat tumbuh hingga kurang lebih 50 cm.
Mungkin anda tidak percaya kalau ada jahe yang tumbuh hingga kurang lebih 50 cm.berdasarkan pengetahuan saya jahe adalah satu satunya tanaman yang cadangan makanannya mengikuti tunas. Hal ini memungkinkan  jahe bisa tumbuh menjadi  raksasa.#

B.     Rumusan masalah
1.    Apa itu jahe?
2.    Bagaimana cara budidaya secara umum?
3.    Bagaimana cara perawatan jahe?
4.    Apa manfaat jahe?
5.    Bagaimana cara penanaman jahe raksasa?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui pengertian jahe
2.      Mengetahui cara budidaya jahe
3.      Mengetahui cara perawatan jahe
4.      Mengetahui manfaat jahe
5.      Mengetahui penemuan jahe raksasa dan cara menanamnya


BAB II
ISI

A.    Pengertian  Jahe
Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron. Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dariBahasa Sanskerta
Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai daun berbulu halus.
Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua.
B.     Cara Budidaya Jahe Secara Umum
Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh tinggi), dan mutu fisik. Mutu fisik adalah bibit bebas hama dan penyakit.  Rimpang untuk dijadikan benih, sebaiknya mempunyai 2 - 3 bakal mata tunas dengan bobot sekitar 25 - 60 g untuk jahe putih besar, 20 - 40 g untuk jahe putih kecil dan jahe merah. Kebutuhan benih per ha untuk jahe putih besar (panen tua) membutuhkan benih 2 - 3 ton/ha dan 5 ton/ha untuk jahe putih besar panen muda. Sedangkan jahe merah dan jahe emprit 1 – 1,5 ton.
a.       Teknik Penyemaian Bibit
Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman seragam, bibit jangan langsung ditanam sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan. Penyemaian bibit dapat dilakukan dengan peti kayu atau ditaruh di atas bedengan.
b.      Penyemaian pada peti kayu
Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1 menit kemudian keringkan. Setelah itu dimasukkan kedalam peti kayu. Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: pada bagian dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian diatasnya diberi abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yang paling atas adalah abu gosok atau sekam padi. Setelah 2-4 minggu, bibit jahe siap disemai.
c.       Penyemaian pada bedengan
Buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10 x 8 m untuk menanam bibit 1 ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha). Buat bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm. Rimpang bakal bibit disusun pada bedengan jerami lalu ditutup jerami, diatasnya diberi rimpang tutup dengan jerami, demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan lapis rimpang dengan bagian atas berupa jerami. Perawatan bibit pada bedengan dapat dilakukan dengan penyiraman setiap hari dan sesekali disemprot dengan fungisida. Setelah 2 minggu, biasanya rimpang sudah bertunas. Bila bibit bertunas dipilih agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah. Bibit hasil seleksi itu dipatah-patahkan dengan tangan dan setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan beratnya 40-60 gram.

d.      Penyiapan Bibit
Sebelum ditanam, bibit harus dibebaskan dari ancaman penyakit dengan cara bibit tersebut dimasukkan ke dalam karung dan dicelupkan ke dalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit dijemur 2-4 jam, barulah ditanam. 
e.       Pembukaan Lahan
Pengolahan tanah diawali dengan dibajak sedalam kurang lebih dari 30 cm dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi tanah yang gembur atau remah dan membersihkan tanaman pengganggu. Setelah itu tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap serta bibit penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari. Apabila pada pengolahan tanah pertama dirasakan belum juga gembur, maka dapat dilakukan pengolahan tanah yang kedua sekitar 2-3 minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan pupuk kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg/Ha.
f.       Pembentukan Bedengan
Pada daerah-daerah yang kondisi air tanahnya jelek dan sekaligus untuk encegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan engan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan anjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.
g.      Pengapuran
Pengapuran dilakukan pada saat pembentukan bedengan. Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar unsur-unsur hara didalamnya, Terutama fosfor (p) dan calcium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau sulit diserap. Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp dan pythium sp. Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium yang sangat diperlukan tanaman untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah dan merangsang pembentukan biji.
h.      Penentuan Pola Tanaman
Pembudidayaan jahe secara monokultur pada suatu daerah tertentu memang dinilai cukup rasional, karena mampu memberikan produksi tinggi. Namun di daerah, pembudidayaan tanaman jahe secara monokultur kurang dapat diterima karena selalu menimbulkan kerugian. Penanaman jahe secara tumpangsari dengan tanaman lain mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
·         Mengurangi kerugian yang disebabkan naik turunnya harga.
·         Menekan biaya kerja, seperti: tenaga kerja pemeliharaan tanaman.
·         Meningkatkan produktivitas lahan.
·         Memperbaiki sifat fisik dan mengawetkan tanah akibat rendahnya pertumbuhan gulma (tanaman pengganggu).
Praktek di lapangan, ada jahe yang ditumpangsarikan dengan sayursayuran, seperti ketimun, bawang merah, cabe rawit, buncis dan lain-lain. Ada juga yang ditumpangsarikan dengan palawija, seperti jagung, kacang tanah dan beberapa kacang-kacangan lainnya.
i.        Pembutan Lubang Tanam
Untuk menghindari pertumbuhan jahe yang jelek, karena kondisi air tanah yang buruk, maka sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan. Selanjutnya buat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 3-7,5 cm untuk menanam bibit.
j.        Cara Penanaman
Cara penanaman dilakukan dengan cara melekatkan bibit rimpang secara rebah ke dalam lubang tanam atau alur yang sudah disiapkan. Jarak tanam yang digunakan untuk penanaman jahe putih besar yang dipanen tua adalah 80 cm x 40 cm atau 60 cm x 40 cm, jahe putih kecil dan jahe merah 60 cm x 40 cm.
k.      Perioda Tanam
Penanaman jahe sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan sekitar bulan September dan Oktober. Hal ini dimungkinkan karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak untuk pertumbuhannya. 

C.     Pemeliharaan Tanaman
a.       Penyulaman
Penylaman dilakukan pada umur 2–3 minggu setelah tanam.
b.      Penyiangan
Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman jahe berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yang tumbuh. Namun setelah jahe berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab pada umur tersebut rimpangnya mulai besar.
c.       Pembubunan
Tanaman jahe memerlukan tanah yang peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik, maka tanah harus digemburkan. Disamping itu tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe yang kadang-kadang muncul ke atas permukaan tanah. Apabila tanaman jahe masih muda, cukup tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm. Pertama kali dilakukan pembumbunan pada waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yang terdiri atas 3-5 anakan, umumnya pembubunan dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe. Namun tergantung kepada kondisi tanah dan banyaknya hujan.
D.    Pemupukan
a.       Pemupukan Organik
Pada budidaya jahe secara organik yang tidak menggunakan bahan kimia termasuk pupuk buatan dan obat-obatan, maka pemupukan secara organik yaitu dengan menggunakan pupuk kompos organik atau pupuk kandang dilakukan lebih sering disbanding kalau kita menggunakan pupuk buatan. Adapun pemberian pupuk kompos organik ini dilakukan pada saat pembuatan guludan sebagai pupuk dasar sebanyak 60 – 80 ton per hektar yang ditebar dan dicampur tanah olahan. Untuk menghemat pemakaian pupuk kompos dapat juga dilakukan dengan jalan mengisi tiap-tiap lobang tanam di awal pertanaman sebanyak 0.5 – 1kg per tanaman. Pupuk susulan selanjutnya dilakukan pada umur 2 – 3 bulan, 4 – 6 bulan, dan 8 – 10 bulan. Adapun dosis pupuk susulan sebanyak 2 – 3 kg per tanaman. Pemberian pupuk kompos ini biasanya dilakukan setelah kegiatan penyiangan dan bersamaan dengan kegiatan pembubunan. Apabila kita akan menggunakan pupuk kimia, maka pupuk organik cukup diberikan pada saat pemupukan dasar  dengan dosis 15-20 ton/ha.
b.      Pemupukan Kimia
Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan kedua (pada saat tanaman berumur 2-4 bulan). Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk buatan (urea 20 gram/pohon, TSP 10 gram/pohon, dan ZK 10 gram/pohon).
c.       Pengairan dan Penyiraman
Tanaman Jahe tidak memerlukan air yang terlalu banyak untuk pertumbuhannya, akan tetapi pada awal petumbuhannya tanaman jahe membutuhkan air yang cukup, sehingga saat memulai budidaya jahe diusahakan penanaman pada awal musim hujan sekitar bulan September.
d.      Hama Penyakit Tanaman Jahe
Beberapa penyakit penting pada tanaman jahe yang umum dijumpai, terutama jahe putih besar, adalah layu bakteri (Ralstonia solanacearum), layu fusarium (Fusarium oxysporum), layu rizoktonia (Rhizoctonia solani), nematoda (Rhodopolus similis) dan lalat rimpang (Mimergralla coeruleifrons,Eumerus figurans) serta kutu perisai (Aspidiella hartii). Penyemprotan pestisida sebaiknya dilakukan mulai dari penyimpanan bibit dan pada saat pemeliharaan dengan interval 14 hari sekali. Penyemprotan pestisida pada fase pemeliharaan biasanya dicampur dengan pupuk cair atau vitamin-vitamin yang mendorong pertumbuhan jahe
E.     Manfaat jahe
Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup. Dewasa ini para petani cabe menggunakan jahe sebagai pestisida alami. Dalam perdagangan jahe dijual dalam bentuk segar, kering, jahe bubuk dan awetan jahe. Disamping itu terdapat hasil olahan jahe seperti: minyak astiri dan koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan pencampur dalam minuman beralkohol, es krim, campuran sosis dan lain-lain.
Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu.
F.      Media tanam dan keuntunganya
Hidrogel adalah sebuah media tanam pengganti tanah yang banyak diminati masyarakat. Hidrogel termasuk jenis media tanam anorganik yang bisa dengan mudah kita temukan di pasarana. Media tanam hidrogel ini terbuat dari biji plastik atau yang juga dikenal dengan bahan polimer yang berbentuk kristal. Media tanam hidrogel ini apabila disentuh akan terasa lunak dan kenyal seperti agar - agar.
Media tanam hidrogel ini memiliki beberapa kelebihan. Diantaranya adalah bisa digunakan sebagai media untuk pembibitan dan bisa digunakan untuk media tanam semua jenis tanaman yang diletakkan di dalam ruangan. Warna - warna media tanam hidrogel yang menarik, seperti: biru, kuning, dan hijau akan membuat tampilan tanaman dalam ruangin kita menjadi semakin indah dan menarik. Apalagi bila kita menggunakan pot / gelas kaca yang transparan sehingga warna - warna cantik dari hidrogel akan semakin kelihatan jelas.
Satu lagi alasan mengapa media tanam hidrogel sangat diminati masyarakat adalah karena harganya yang sangat terjangkau. Harga media tanam hidrogel ini berkisar sekitar Rp 10.000,- untuk kemasan 10 gram. Untuk perawatan tanaman yang yang ditanam dengan menggunakan media tanam hidrogel ini juga bisa dibilang cukup mudah. Kita hanya perlu sesekali menyiram bagian permukaan daun atau juga menggunakan pupuk yang diseprotkan ke permukaan daun.
Media tanam hidrogel sebenarnya lebih baik bila digunakan sebagai media tanam untuk jenis tanaman berbatang lunak. Media tanam hidrogel dapat menyimpan air dan nutrisi dengan baik sehingga kita tidak perlu khawatir tanaman kita akan kekurangan air. Apabila hidrogel sudah tampak menyusut, kita cukup menyemprotkan air dengan menggunakan sprayer ke permukaan hidrogel.ukup sampai hidrogel tampak basah saja. Jangan sampai tergenang. Dan bila hidrogel terlihat kotor, kita bisa membersihkannya dengan cara mencuci dan merendam hidrogel ke dalam air hangat selama kurang lebih 2 jam. Tiriskan hidrogel terlebih dahulu sampai benar - benar kering, baru kemudian kita masukkan kembali ke pot/vas.
G.    Pembuatan jahe raksasa
Mari kita membuat kejutan untuk Grobogan dengan berkebun. Ada satu ide saya yang belum di kenal masyarakat, yaitu “JAHE RAKSASA” yang mempunyai hasil jahe setinggi kurang lebih 50 cm.
Bahan utama :
ü  Jahe gajah
Bahan media :
ü  Tanah
ü  Sekam
ü  Kotoran sapi
ü  Karung goni
Pupuk tambahan :
ü  Urea
ü  KCl
ü  E4
Cara membuat bibit :
Pertama letakan jahe gajah pada area bebas dengan keadaan tanah yang lembab dan di siram setiap pagi, setelah 4 – 5 hari akan terlihat beberapa tunas yang muncul, lalu potong jahe mengikuti tunas.
Cara menyiapkan media :
Campur media tanah, kotoran sapi, dan sekam dengan perbandingan 1:1:2. Timbun media tersebut selama seminggu.
Mari kita buat jahe raksasa, pertama taruh media pada karung goni setinggi 15 cm, lalu letakan 3 -4 bibit yang kita buat, tunggu hingga tunas tumbuh setinggi 15 cm, sesudah itu kita tibun hingga tertinggal 2 cm, lakukan cara ini terus mennerus hingga karung penuh, nah jika sudah penuh kita tunggu pohon tumbuh tinggi dan lebat, jahe ini bisakita panen setelah kir-kira 8 bulan.
Perawatan jahe ini cukup mudah, kita hanya menjaga kelembaban tanah ketika jahe masih dalam proses pertumbuhan, jika ingin pertumbuhan jahe lebih cepat kita bias menambahkan pupuk KCl atau E4  (semacam bakteri penyubur tanah), jika tanaman sudah tinggi dan lebat berarti tanaman jahe mulai menyimpan cadangan makanan, dalam hal ini kita bias memberi pupuk urea agar hasil buah bisa maksimal, setelah 8 bulan kita buat media kering agar buah tidak terlalu banyak serat air.
Tau gak mengapa aku menggunakan media ini?? Karena media ini tidak mengandung bahan kimia, jadi tanaman ini tumbuh secara alami tanpa bahan yang berbahaya bagi tubuh.




Bab III
KESIMPULAN

Jahe raksasa adalah salah satu cara alternative untuk mengatasi kekosongan tanah yang belum bisa menghasilkan masukan tambahan. Dengan kita menenam jahe kita bisa mengurangi lahan yang masih kosong, sekaligus kita bisa memiliki masukan tambahan setiap kita panen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar